Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Massa yang mengaku bekas kombatan dan karyawan Badan Penguatan Perdamaian Aceh (BP2A) mengobrak-abrik kantor yang berada di kompleks Dinas Pengairan Aceh di Banda Aceh, Rabu.
Informasi yang dihimpun, aksi massa tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Massa menghancurkan sejumlah jendela dan pintu kaca. Pecahan kaca tampak berserakan di lantai kantor tersebut.
Begitu juga meja dan kursi serta perabotan kantor lainnya, tampak berserakan. Termasuk televisi dan tempat air minum di pos jaga kantor, terlihat berserakan.
Tampak sejumlah polisi berjaga-jaga di sekitar Kantor BP2A. Tidak terlihat adanya "police line " atau garis polisi yang terpasang di sejumlah ruangan yang dirusaki massa.
Jafaruddin, seorang mantan kombatan GAM, mengatakan massa datang ke kantor tersebut menuntut uang yang dijanjikan. Massa marah karena kedatangan mereka tidak ditanggapi.
"Sebelum puasa, kami dijanjikan uang Rp2,5 juta. Namun yang dikirim ke rekening kami Rp2 juta. Karena itu, kami mempertanyakan sisanya yang lain," kata dia.
Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Zulkifli melalui Kapolsek Luengbata Iptu Dahlan mengatakan sebelum polisi datang, situasi di kantor tersebut sempat tidak terkendali.
"Ada sekitar 50-an orang. Beberapa petugas langsung dikerahkan ke lokasi. Situasi akhirnya terkendala setelah polisi tiba di kantor ini. Kami juga mengimbau agar massa tidak anarkis dan merusak fasilitas publik," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris BP2A Saidan Nafi menyesalkan perusakan kantor penguatan perdamaian Aceh. Seharusnya, perusakan tidak terjadi kalau masalah dengan karyawan diselesaikan dengan bijak.
"Kami akan duduk kembali dengan mereka berembuk menyelesaikan masalah ini. Saudara-saudara kami yang ikut aksi tadi menyesali perbuatannya," kata Saidan Nafi.
Informasi yang dihimpun, aksi massa tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Massa menghancurkan sejumlah jendela dan pintu kaca. Pecahan kaca tampak berserakan di lantai kantor tersebut.
Begitu juga meja dan kursi serta perabotan kantor lainnya, tampak berserakan. Termasuk televisi dan tempat air minum di pos jaga kantor, terlihat berserakan.
Tampak sejumlah polisi berjaga-jaga di sekitar Kantor BP2A. Tidak terlihat adanya "police line " atau garis polisi yang terpasang di sejumlah ruangan yang dirusaki massa.
Jafaruddin, seorang mantan kombatan GAM, mengatakan massa datang ke kantor tersebut menuntut uang yang dijanjikan. Massa marah karena kedatangan mereka tidak ditanggapi.
"Sebelum puasa, kami dijanjikan uang Rp2,5 juta. Namun yang dikirim ke rekening kami Rp2 juta. Karena itu, kami mempertanyakan sisanya yang lain," kata dia.
Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Zulkifli melalui Kapolsek Luengbata Iptu Dahlan mengatakan sebelum polisi datang, situasi di kantor tersebut sempat tidak terkendali.
"Ada sekitar 50-an orang. Beberapa petugas langsung dikerahkan ke lokasi. Situasi akhirnya terkendala setelah polisi tiba di kantor ini. Kami juga mengimbau agar massa tidak anarkis dan merusak fasilitas publik," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris BP2A Saidan Nafi menyesalkan perusakan kantor penguatan perdamaian Aceh. Seharusnya, perusakan tidak terjadi kalau masalah dengan karyawan diselesaikan dengan bijak.
"Kami akan duduk kembali dengan mereka berembuk menyelesaikan masalah ini. Saudara-saudara kami yang ikut aksi tadi menyesali perbuatannya," kata Saidan Nafi.