Jakarta (ANTARA) - Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amin Soebandrio mengatakan salah satu faktor yang mendukung penyebaran Omicron meluas dengan cepat adalah gejala klinis yang ditimbulkan terhadap perderitanya bersifat ringan atau hampir tidak bergejala.
"Kelihatannya saat ini yang menyebabkan dia (Omicron) menyebar justru karena orang yang terinfeksi itu hampir tidak bergejala, ringan sekali sehingga mereka tetap beraktivitas, tetap berpergian, bahkan sampai ke luar negeri," kata peneliti di Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman BRIN itu saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Karena merasa tidak bergejala atau bergejala ringan, orang yang sesungguhnya tanpa sadar sudah terinfeksi Omicron bebas beraktivitas di tengah masyarakat dan bepergian.
Menurut Amin, itu menyebabkan penularan Omicron yang cepat dan meluas dari satu negara ke negara lain, bahkan keluar benua.
Dengan gejala klinis bersifat ringan atau tidak bergejala, orang yang membawa virus itu tidak merasa sakit sehingga lebih mudah untuk berkeliaran dan bepergian sampai jarak jauh. Itu mengakibatkan virus tersebut lebih cepat ditularkan kepada orang lain.
"Dia (orang yang terinfeksi Omicron) tetap beraktivitas, termasuk bepergian sampai jarak jauh, itu yang menyebabkan virusnya terbawa sampai ke luar negeri atau sampai ke benua lain," kata Amin.
Oleh karenanya, masyarakat diminta tetap waspada dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan melakukan vaksinasi COVID-19 untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19, apalagi sudah muncul varian baru, yakni varian Omicron yang lebih cepat menular.
Peneliti sebut COVID-19 varian Omicron lebih cepat menyebar karena gejala klinis ringan
Jumat, 17 Desember 2021 16:24 WIB