Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, mendorong para petani kakao di daerah itu untuk meningkatkan produksi dengan cara meningkatkan kemampuan dalam mengelola tanamannya.
Asisten II Setdakab Aceh Utara Bidang Ekonomi dan Pembangunan Abdul Aziz di Lhokseumawe, Minggu mengatakan, lembaga Swisscontact membnatu meningkatkan kemampuan petani dengan bimbingan teknis tentang budidaya dan pengelohan kakao.
"Untuk meningkatan produksi kakao tidak terlepas dari pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, pemiliharaan, pemangkasan panen dan perlakuan biji kakao pascapanen," ujar Abdul Aziz.
Abdul Aziz menambahkan, dengan program kerjasama itu, pihaknya melalui Dinas Perkebunan akan mendorong petani dalam meningkatkan hasil panennya dari 800 Kg ditargetkan menjadi 2 hingga 3 ton per hektare.
Saat ini, sebut Aziz lagi, permintaan kakao dari wilayah Sumatera sangat besar. Untuk memenuhi permintaan pasar yang begitu tinggi, sangat tergantung dari perhatian dan kemampuan petani kakao sendiri, dalam meningkatkan produktivitas tanaman.
"Mulai dari masa penanaman, perawatan hingga pemanenan. Jika perlakuan tanaman tidak maksimal juga akan berpengaruh terhadap kualitas produksi. Ini yang harus diperhatikan oleh petani kakao," ungkap Abdul Aziz.
Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan kualitas ekspor di Provinsi Aceh, banyak petani di beberapa daerah di Aceh membudidayakannya.
Sementara wilayah sentra produksi kakao di Aceh terdapat di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tenggara.
Asisten II Setdakab Aceh Utara Bidang Ekonomi dan Pembangunan Abdul Aziz di Lhokseumawe, Minggu mengatakan, lembaga Swisscontact membnatu meningkatkan kemampuan petani dengan bimbingan teknis tentang budidaya dan pengelohan kakao.
"Untuk meningkatan produksi kakao tidak terlepas dari pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, pemiliharaan, pemangkasan panen dan perlakuan biji kakao pascapanen," ujar Abdul Aziz.
Abdul Aziz menambahkan, dengan program kerjasama itu, pihaknya melalui Dinas Perkebunan akan mendorong petani dalam meningkatkan hasil panennya dari 800 Kg ditargetkan menjadi 2 hingga 3 ton per hektare.
Saat ini, sebut Aziz lagi, permintaan kakao dari wilayah Sumatera sangat besar. Untuk memenuhi permintaan pasar yang begitu tinggi, sangat tergantung dari perhatian dan kemampuan petani kakao sendiri, dalam meningkatkan produktivitas tanaman.
"Mulai dari masa penanaman, perawatan hingga pemanenan. Jika perlakuan tanaman tidak maksimal juga akan berpengaruh terhadap kualitas produksi. Ini yang harus diperhatikan oleh petani kakao," ungkap Abdul Aziz.
Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan kualitas ekspor di Provinsi Aceh, banyak petani di beberapa daerah di Aceh membudidayakannya.
Sementara wilayah sentra produksi kakao di Aceh terdapat di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tenggara.