Apabila otak orang dengan riwayat penyalahgunaan atau pernah terpapar ganja dipindai, maka biasanya terlihat bagian hitam yang menandakan sel otak yang mati.
Selain THC, ganja juga mengandung senyawa bernama cannabidiol atau CBD yang bermanfaat untuk pengobatan epilepsi pada anak-anak. Namun, karena jumlah CBD di dalam ganja hanya sekitar 1 - 2 persen saja, maka dibutuhkan rekayasa genetika untuk mendapatkan jumlah CBD lebih banyak ketimbang THC di dalam tanaman ganja.
"Karena yang dominan dalam ganja adalah THC sedangkan CBD hanya sedikit sekitar 1 - 2 persen di dalam tanaman ganja, sehingga untuk diambil harus direkayasa genetik dulu supaya bisa menghasilkan CBD dengan kadar besar ketimbang THC," Mufti menjelaskan.
Baca: BNNK Banda Aceh rehabilitasi enam korban narkoba
Ganja menurut data dari Indonesia Drugs Report 2022 menjadi jenis narkoba yang paling banyak digunakan di Indonesia dengan persentase 41,4 persen, diikuti sabu 25,7 persen, nipam 11,8 persen dan dextro 6,4 persen. Menurut Mufti, peringkat itu masih sama pada tahun 2023.
Mufti, bertepatan dengan peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2023, mengajak masyarakat aktif melindungi orang-orang di sekitarnya dari narkoba termasuk ganja.
Pakar farmasi BNN ingatkan ganja bisa mematikan sel otak
Senin, 26 Juni 2023 16:11 WIB