Hal senada juga disampaikan Ulfa, pelaku UMKM Anyaman ini mengaku mampu mengumpulkan rupiah hingga Rp2 juta per hari selama membuka stan di arena PKA 2023 ini.
Ulfa mengaku, sejak hari pertama pengunjung terus berdatangan ke stan miliknya. Produk yang dipasarkannya, yaitu anyaman berbahan dasar bak bili (pohon bili) seperti tas, home decoration, tampah, gantungan kunci, vas bunga, dan lainnya.
Rate harga setiap produk juga bervariasi mulai Rp15 ribu hingga nilai tertinggi, yaitu untuk anyaman kaligrafi dijualnya dengan harga Rp1,5 juta per satu set tulisan Allah dan Muhammad.
Selain menjual, Ulfa juga melakukan demo untuk produknya, sekaligus memberikan edukasi kepada pengunjung stan tentang anyaman dari bahan pohon bili.
"Sejauh ini peminat yang paling banyak membeli adalah home decoration dari kalangan ibu-ibu, sedangkan anak-anak muda lebih tertarik dengan gantungan kunci," kata Ulfa lagi.
Tak hanya mereka saja, Nuraini, penjual hasil kerajinan tangan berbahan baku rotan dari Aceh Besar juga menyatakan bahwa omzet penjualannya bertambah hingga 80 persen dari hari biasanya.
Nuraini menyebutkan, anyaman rotan yang dijualnya beragam, mulai dari tudung saji, tas rajut, topi, bingkai cermin, dompet, keranjang, dan beberapa hiasan dinding.
Pemerintah Aceh kembali melaksanakan event empat tahunan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 sejak 4 sampai 12 November 2023.
PKA itu melibatkan 23 kabupaten/kota se-Aceh, 4.829 seniman dan budayawan, 117 peserta pameran, 23 BUMDes, 23 SMK, 72 perajin dan pedagang produk tradisional Aceh, serta 1.109 tenaga kreatif.
Baca juga: UMKM Aceh ekspor 11 unit sepeda terbuat dari rotan ke Prancis