Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh meminta dukungan pemerintah pusat untuk mempercepat penanganan darurat bencana banjir dan longsor yang masih melanda sejumlah wilayah Aceh, baik evakuasi warga terisolir, pembukaan konektivitas hingga tambahan logistik.
"Kita berharap bantuan cepat dari pemerintah pusat, untuk menghindari memburuknya kondisi warga terdampak, terutama di daerah yang hingga kini masih sulit dijangkau," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M Nasir, di Banda Aceh, Senin.
Permintaan itu disampaikan Sekda Aceh dalam rapat virtual bersama Kemenko PMK, Kemensos, Kemendagri, Kementerian PUPR, serta pemerintah daerah Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Dalam rapat tersebut, M Nasir menegaskan bahwa ada tiga fokus penanganan yang sangat membutuhkan intervensi pusat untuk bencana Aceh.
Pertama, evakuasi warga yang masih terisolasi di beberapa titik, terutama di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang.
“Kita sangat membutuhkan tambahan perahu karet untuk menjangkau lokasi yang sama sekali tidak dapat diakses,” ujarnya.
Baca: Update Bencana Aceh, ini tarif perahu di jembatan putus Kuta Blang
Kedua, lanjut dia, penambahan logistik darurat, terutama beras dan kebutuhan pokok lainnya yang bisa segera didistribusikan. Karena, beberapa wilayah telah melaporkan bahwa stok menipis, sementara akses darat masih terputus.
Ketiga, pemerintah pusat diharapkan segera membantu pembukaan konektivitas, mengingat sejumlah jembatan dilaporkan putus total akibat banjir dan longsor.
"Pemerintah Aceh meminta Kementerian PUPR membangun infrastruktur darurat untuk memastikan jalur mobilisasi bantuan dapat dibuka kembali," katanya.
Dalam kesempatan ini, Nasir juga menyoroti kebutuhan transportasi udara berskala besar untuk mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang terisolasi, terutama di dataran tinggi Aceh seperti Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
“Kami butuh Hercules untuk mendistribusikan sedikitnya 500 ton logistik ke Aceh Tengah dan Bener Meriah. Stok kebutuhan masyarakat di sana hanya cukup untuk dua hari lagi,” demikian M Nasir.
Sebagai informasi, berdasarkan data sementara dari Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh, bencana hidrometeorologi yang terjadi pada 18 kabupaten/kota di Aceh sejak pekan lalu telah menyebabkan 955.322 jiwa atau 214.940 kepala keluarga (KK) terdampak. 478.847 jiwa diantaranya mengungsi.
Kemudian, untuk korban yang mengalami luka ringan berjumlah 1.435 orang, luka berat 403 orang, meninggal dunia 156 orang, dan 181 orang masih dinyatakan hilang.
Baca: Tim Basarnas fokus jangkau masyarakat terjebak bencana banjir Aceh
