Bireuen (ANTARA) - Ratusan warga diseberangkan menggunakan gondola besi yang dikaitkan ke seling atau kabel baja di lokasi jembatan putus di Teupin Mane, Gampong Beunyot, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
"Ada ratusan warga diseberangkan setiap hari. Selasa (2/12) kemarin, ada sebanyak 260 warga yang diseberangkan dari satu arah," kata M Ali Akbar, koordinator penyeberangan Jembatan Teupin Mane, di Bireuen, Rabu.
Jembatan Teupin Mane putus ketika banjir disebabkan hujan lebat melanda kawasan itu pada Rabu (26/11). Jembatan tersebut menghubungkan wilayah tengah Provinsi Aceh di antaranya Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah.
Baca juga: Update Bencana Aceh, Dapur umum Raya Dagang Bireuen layani makan 1.200 pengungsi
Jembatan tersebut putus setelah tanah pada sisi kepala di sebelah arah Bireuen amblas tergerus air sungai. Sedangkan badan jembatan tetap utuh. Jarak terputusnya hingga seratusan meter.
M Ali Akbar mengatakan awalnya penyeberangan menggunakan drum plastik yang dikaitkan tali. Namun, ada masyarakat membantu sling atau tali baja, sehingga penyeberangan menggunakan keranjang besi.
"Penyeberangan alternatif ini awalnya inisiatif masyarakat Gampong Beunyot untuk ke seberang. Namun, hari-hari berikutnya warga semakin banyak yang ingin menyeberang dari kedua sisi, hingga seperti hari ini," katanya.
Semakin ramainya warga yang menyeberang, kata dia, setiap orang yang ingin menyeberang harus mengambil antrean terlebih dahulu. Sedangkan kapasitas setiap penyeberangan berkisar dua hingga tiga orang.
"Keranjang besi penyeberangan ada dua, satu barang dan satu lagi orang. Untuk barang, diprioritaskan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat terdampak bencana. Begitu juga orang, juga diprioritaskan untuk yang sifat darurat.
Baca juga: Update Bencana Aceh, Ratusan korban di Bireuen butuh tenda pengungsian
M Ali Akbar mengatakan pihaknya tidak menetapkan tarif atau ongkos penyeberangan. Ongkos diberikan seikhlasnya oleh warga yang memanfaatkan jasa penyeberangan tersebut.
"Layanan penyeberangan ini dilakukan setiap hari mulai pukul delapan pagi hingga enam petang. Kami tidak melayani penyeberangan pada malam hari karena berisiko," kata M Ali Akbar.
Baca juga: Update Bencana Aceh, Ratusan korban di Bireuen butuh tenda pengungsian
