Shalat sunah tersebut diadakan di tengah areal persawahan di Desa Matang Keh, pada Rabu, diikuti puluhan masyarakat dan tokoh agama. Juga ikut dihadiri pihak Muspika Kecamatan Pirak Timu.
Camat Pirak Timu Ismohar saat dihubungi menyatakan, shalat sunah ini digelar untuk memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan, karena tanaman padi di sawah daerah itu sudah kering.
"Tanaman padi yang saat ini berumur sekitar 45 hari pascasiap tanam sudah kering, bahkan tanahnya sudah retak-retak. Para petani khawatir tanaman padi mereka terancam mati. Oleh karena itu warga menggelar Shalat Istisqa untuk memohon agar diturunkan hujan oleh Allah SWT,? kata Camat Pirak Timu.
Lebih lanjut Ismohar menyampaikan, selain mengadakan shalat minta hujan, warga juga menggelar doa bersama dan mendengar tausiah di tempat pelaksaanaan shalat berlangsung yakni di tengah sawah.
Dikatakan, kemarau sudah melanda kawasan tersebut sejak sebulan terakhir, menyebabkan sekitar 1.200 hektare tanaman padi yang tersebar di sejumlah desa sawah tadah hujan kering total.
"Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah areal sawah di Pirak Timu mencapai 1.600 hectare dan 1.400 hektare di antaranya adalah tadah hujan. Saat ini sedang dalam kondisi kekeringan," kata Camat.
Beberapa desa, kata Ismohar, telah berupaya menyuplai air melalui pompanisasi ke sawahnya, tetapi hasilnya tidak maksimal.
Bahkan, kata Camat, hanya sekitar 200 hektare yang tertanggulangi oleh pompanisasi, dari total 1.400 hektare sawah tadah hujan yang ada di kecamatan tersebut.
Meski demikian, katanya, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyampaikan keluhan ini ke dinas terkait mengenai pinjam pakai pompanisasi sementara waktu, guna meminimalisir kekeringan.