Banda Aceh (Antaranews Aceh) - KONI Aceh melaksanakan pembinaan lanjutan terhadap 117 atlet berprestasi dan potensial sebagai persiapan menghadapi Porwil Sumatera dan prakualifikasi Pra PON 2019, yang menjadi ajang kompetisi untuk lolos ke PON XX/2020 di Papua.
Sekretaris Umum KONI Aceh, M Nasir kepada wartawan di Banda Aceh, Sabtu mengatakan, pelaksanaan program pembinaan atlet binaan dari 20 cabang olahraga itu dilakukan melalui pemusatan latihan daerah (Pelatda) sentralisasi dan desentralisasi.
Program pembinaan yang dilakukan KONI Aceh ini sebagai upaya meloloskan atlet ke PON Papua, meningkatkan lagi perolehan medali dan menaikkan peringkat kontingen Aceh di multi even olahraga nasional empat tahunan itu.
KONI Aceh serius menjalankan pembinaan prestasi, seraya berupaya keras memenangkan tuan rumah bersama PON XXI/2024 Aceh - Sumatera Utara selama ini. "Kegiatan pembinaan sudah kita mulai 2017 yang saat itu masih 40 atlet binaan," ungkapnya.
Nasir menjelaskan, pelaksanaan program pembinaan atlet binaan tahap awal tahun ini dimulai April dan berlangsung hingga Juni 2018.
"Sedangkan launching (peluncuran atau pembukaan) dimulainya Pelatda atlet binaan akan kita lakukan 20 April ini," sebutnya.
Ke-117 atlet binaan tersebut diantaranya berasal dari cabang olahraga angkat besi, tarung derajat, atletik, panahan, kempo, taekwondo, tinju, karate, pencak silat, menembak, anggar, judo, muaythai, soft tenis dan petanque.
Ditanya apa parameter menjadi atlet binaan KONI Aceh, Nasir menjelaskan, yang pertama dasar prestasi meraih medali di PON XIX/2016 di Jawa Barat, selajutnya berdasarkan prestasi meraih medali di even-even nasional seperti kejuaraan nasional, Pomnas dan Popnas tahun 2017 dan 2018.
Termasuk atlet potensial berdasarkan hasil pemantauan tim teleskoting (pemandu bakat) bidang pembinaan prestasi (Binpres) KONI Aceh.
Ia menjelaskan, pelaksanaan pembinaan tahap awal selama tiga bulan, April hingga Juni, sebanyak 117 atlet tersebut menjalani Pelatda desentralisasi.
Sebutnya, pada pelaksanaan pembinaan tahap selanjutnya dari 117 atlet tersebut, 47 diantaranya masuk Pelatda sentralisasi dan 70 atlet menjalani Pelatda desentralisasi. Kegiatan Pelatda tahap ini mulai Juli hingga November.
"Semua atlet binaan itu juga akan mengikuti Pekan Olahraga Aceh (PORA) yang digelar di Kabupaten Aceh Besar, 18 - 25 November 2018," terangnya.
Setelah itu, sebutnya lagi, pembinaan berlanjut pada 2019, pelaksanaan Pelatda atlet binaan untuk mengikuti Porwil dan Pra PON, sebagai ajang untuk meraih tiket lolos ke PON XX/2020 di Papua.
"Kita tidak bisa menghukum atlet yang tidak dapat medali di Kejurnas, tidak dikirim mengikuti Porwil atau Pra PON," ujar dia.
Tetapi, KONI juga melihat atlet yang potensial berdasarkan hasil penilaian tim teleskoting, walau tidak mendapat medali di even-even nasional atau Kejurnas setelah PON Jabar 2016, sehingga bisa masuk Pelatda atlet binaan untuk dikirim mengikuti Porwil dan Pra PON.
Seperti diketahui, proses pembinaan atlet di setiap cabang olahraga di tingkat pengurus provinsi (Pengprov) setiap tahun punya agenda mengirim atlet mengikuti even-even nasional dan Kejurnas. Biaya pengiriman atlet ke Kejurnas juga didukung oleh KONI Aceh.
Sementara itu, Porwil dan Pra PON menuju PON adalah titik kulminasi pembinaan olahraga nasional dari masing-masing cabang olahraga selama empat tahun di setiap provinsi di Tanah Air.