Meulaboh (Antaranews Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memastikan jembatan gantung penghubung menuju Desa Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, segera dituntaskan untuk membebaskan masyarakat yang terisolir.
"Tanggal 15 Februari 2019, pekerjaan jembatan gantung dilakukan PHO. Progres sudah 95 persen, begitu jembatan ini selesai maka tidak ada lagi warga yang terisolir," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Barat, Bukhari di Meulaboh, Jumat.
Pernyataan itu mengomentari, terkait kondisi masyarakat Desa Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, yang hingga kini masih menggunakan jembatan tali kabel sebagai jalan alternatif masyarakat serta anak - anak SD menuju sekolah.
Ia menyampaikan, proyek jembatan tersebut sepenuhnya dikerjakan oleh pihak Provinsi Aceh dengan sumber anggaran Dana Otonomi Khusus (DOK) 2018 dan Kabupaten Aceh Barat hanya sebagai penerima manfaat.
Di lokasi jembatan baru dibangun tersebut, terdapat jembatan tali kabel, karena jembatan gantung baja/besi belum dilakukan provisional hand over (PHO) sehingga masyarakat masih menggunakan jembatan tali kabel untuk aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Bupati Ramli minta wartawan independen ketika menulis berita
Baca juga: Ini kata Camat Pante Ceureumen terkait jembatan tali Sikundo
"Kita akui memang di Sikundo masih ada dua jembatan gantung tali kabel, satu unit akan segera dibongkar bila jembatan baru sudah bisa digunakan. Kemudian yang satu lagi rencananya nanti akan kita bangun dengan DOK 2019," imbuhnya.
Didampingi Kasi Pengujian Mutu Dinas PUPR Aceh Barat, Antoni, dijelaskan, bahwa permukiman Desa Sikundo berada di seberang sungai yang berliku - liku, kemudian akses jalan di dalam desa tersebut juga akan segera dibangun pemda setempat.
"Sebenarnya ada dua permukiman Sikundo, satu permukiman berada di seberang sungai dengan penduduk 144 jiwa dihubungkan dengan jembatan tali kabel. Kemudian jembatan tali kabel satu lagi berjarak 500 meter dari jembatan pertama," imbuhnya.
Ia menjelaskan, kondisi masyarakat di Sikundo memang masih memperihatinkan, apalagi akses jalan penghubung dalam desa sudah banyak yang rusak sehingga bila jalan desa hancur, maka otomatis warga sepenuhnya gunakan jembatan tali kabel.
"Ada jalan di dalam desa memang sudah tersisa sedikit karena kawat beronjong sudah dihantam air sungai, jalan itu akan dibangun kembali. Ketika jalan ini sudah bagus, maka jembatan tali kabel di dalam desa tidak akan digunakan lagi," imbuhnya.