Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh menyediakan 100 set seragam medis, berupa alat pelindung diri (APD) bagi petugas yang akan menangani pasien virus corona jika ada yang terjangkit atau "suspect" di provinsi itu.
"Hari ini sudah datang, saya cek nanti ke gudang. Begitu ada langsung kita bagikan APD yang khusus penanganan (virus corona, red.) ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif di Banda Aceh, Jumat.
Baca juga: Pemprov Aceh tanggung biaya tiket pulang mahasiswa di China, selain di Wuhan
Dia menyebutkan hingga saat ini APD tersebut belum dibutuhkan di Aceh, mengingat tidak ada masyarakat setempat yang "suspect" virus corona.
Jika ada yang "suspect", katanya, Pemerintah Aceh juga memiliki tempat untuk operasi pasien virus HIV AIDS yang sama kegunaannya.
Baca juga: RSU Datu Beru Takengon bentuk tim medis penanganan virus corona
"Tapi saat ini belum perlu, karena belum ada 'suspect'. Kalau ada 'suspect' memang belum ada yang khusus untuk corona virus tetapi saat ini kita masih ada APD yang kita gunakan untuk operasi HIV AIDS," katanya.
Baca juga: Dinsos: Belum ada masyarakat Aceh di China selain mahasiswa
Ia mengatakan APD tersebut sama seperti yang digunakan petugas medis di China, mulai dari penutup kepala, kacamata, baju serta celana, hingga sepatu.
Dia menjelaskan APD akan ditempatkan di dua rumah sakit rujukan dari Kementerian Kesehatan RI dalam penanganan virus corona di Aceh, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh dan Rumah Sakit Cut Mutia Lhokseumawe.
"APD ditempatkan di rumah sakit, petugas kami yang jemput mereka ke bandara dan dua rumah sakit rujukan kita. Tapi kalau sebatas kondisi belum ada 'suspect' itu tidak dipakai," katanya.
Sebanyak 21 mahasiswa Aceh yang sedang menempuh pendidikan di China masih berada di sejumlah kota di negara awal mula merebak virus corona tersebut.
Tercatat 13 mahasiswa di antaranya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China yang merupakan kota dengan telah diberlakukan isolasi akibat mewabah virus corona, sedang delapan mahasiswa lainnya di sejumlah kota lain di China.
Hingga saat ini, Dinkes Aceh juga menyebutkan belum ada mahasiswa Aceh yang dinyatakan "suspect" virus corona tersebut.