Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mendorong perluasan metode perkuliahan dalam jaringan (daring) sampai menjangkau daerah-daerah terpencil sehingga makin banyak generasi muda dapat menikmati jenjang pendidikan tinggi.
"Sebagai negara kepulauan dengan kondisi sosial ekonomi yang beragam, pendidikan melalui sistem pembelajaran daring atau e-learning dapat menjadi sebuah pilihan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan tinggi," kata Ma’ruf Amin saat meresmikan Universitas Siber Asia (Unsia) secara virtual dari Jakarta, Selasa.
Metode pembelajaran daring, lanjut Ma’ruf, memiliki kelebihan yang dapat dijangkau oleh lebih banyak orang, antara lain hemat biaya dan fleksibilitas waktu perkuliahan. Namun, hingga saat ini jumlah perguruan tinggi yang memanfaatkan metode perkuliahan daring tersebut sangat minim.
"Meskipun sistem e-learning dapat menjadi alternatif sistem pembelajaran, saat ini baru sekitar 20 dari 4.741 perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan pembelajaran daring atau e-learning," kata Wapres.
Ma’ruf juga mengatakan bahwa perkuliahan daring dapat menciptakan lebih banyak lagi sumber daya manusia (SDM) berkualitas melalui kemampuan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi informasi.
Selain itu, kata Wapres, sistem pembelajaran daring secara tidak langsung meningkatkan penguasaan kemampuan teknologi dan informasi bagi mahasiswanya.
"Hal ini sangat diperlukan karena penguasaan teknologi informasi menjadi syarat mutlak dalam upaya meningkatkan daya saing dan kualitas SDM," katanya.
Untuk mendukung perluasan akses pendidikan tinggi melalui perkuliahan daring, Ma’ruf mengatakan bahwa Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur teknologi informasi.
"Masyarakat di daerah terpencil juga harus mendapatkan akses internet agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran e-learning yang makin berkembang saat ini," kata Wapres.
Universitas Siber Asia merupakan perguruan tinggi yang metode pembelajaran dilakukan sepenuhnya secara daring.
Pendirian Unsia diinisiasi oleh Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) dan telah mengantongi izin prinsip pendirian dari Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) pada tahun 2019, serta izin operasi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada tahun 2020.
Universitas Siber Asia menjadi kampus pertama di Indonesia yang dipimpin oleh rektor asing asal Korea Selatan Jang Youn Cou.