Jakarta (ANTARA) - PT Bio Farma (Persero) menyampaikan harga untuk vaksin COVID-19 di Indonesia di kisaran Rp200 ribu tidak akan memberatkan pemerintah.
"Kisaran harganya Rp200 ribu," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 di Sumut capai 11.419 orang
Menanggapi pemberitaan yang menyatakan bahwa Sinovac sudah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan Brazil yang akan menjualnya dengan harga 1,96 dolar AS per dosis, Honesti Basyir menyampaikan, sudah dibantah oleh pihak Sinovac, melalui surat resmi yang dikirimkan ke Bio Farma.
"Informasi harga vaksin COVID-19 di Brazil, telah kami klarifikasi ke pihak Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma, yang memastikan, bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak 90 juta dolar AS dengan pemerintah Brazil tidak tepat, dan mengenai harga 1,96 dolar AS per dosis pun tidak tepat," paparnya.
Baca juga: Alhamdulillah, pasien COVID-19 sembuh bertambah 283 orang di Aceh
Sebab, lanjut dia, biaya pengirimannya untuk tiap dosisnya sekitar 2 dolar AS. Atas berita ini, Sinovac tengah menelusuri asal informasinya.
"Intinya, Bio Farma berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin COVID-19 dengan harga yang terjangkau untuk memberi perlindungan bagi penduduk Indonesia," kata Honesti.
Baca juga: Kemenkumham gelar tes cepat tiap dua minggu cegah penyebaran COVID-19
Dalam surat resmi yang disampaikan oleh Sinovac, Honesti menyampaikan, ada beberapa faktor dalam menentukan harga vaksin COVID-19, salah satunya adalah pada investasi studi klinis fase 3 terutama dalam uji efikasi dalam skala besar.
"Demikian juga dengan penentuan harga di Indonesia. Dengan kata lain, skema pemberian harga vaksin COVID-19 tidak dapat disamakan," katanya.
Untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin COVID-19 mulai dari bahan baku dan lainnya, ia mengemukakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan terbang ke Sinovac China untuk visit audit proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitas Sinovac di Beijing, China, termasuk LP POM MUI untuk melaksanakan audit halal.
Ia menambahkan, BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi vaksin COVID-19 di Bio Farma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP).
Saat ini, uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 masih berjalan di minggu kedua Bulan Oktober 2020 ini. Data terakrhir menunjukan sampai dengan tanggal 9 Oktober 2020, 843 relawan yang sudah
mendapat penyuntikan kedua, dan 449 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua/masuk periode monitoring.
"Hingga saat ini Uji Klinis tajap 3 berjalan lancar dan belum ada dilaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat pemberian suntikan calon vaksin
COVID-19," katanya.
Bio Farma pastikan harga vaksin COVID-19 tidak beratkan pemerintah
Selasa, 13 Oktober 2020 13:56 WIB