Jakarta (ANTARA) - Personel TNI AL mengevakuasi dua bagian tubuh korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan mengapung di dekat KRI Rigel-933 pada Selasa pagi.
"Pagi tadi dua bagian. Lalu pada Senin malam sekitar pukul 18.00 WIB juga ada bagian tubuh yang mengapung di dekat KRI Rigel," kata Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) Operasi SAR Sriwijaya Air, Laksamana Pertama Yayan Sofyan di KRI Rigel-933, Selasa.
Yayan menjelaskan hingga hari keempat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, tidak menutup kemungkinan masih ada jenazah lainnya yang mengapung.
Hingga siang hari, para tim penyelam TNI AL telah mengumpulkan dua kantong jenazah dan dua kantong serpihan pesawat. Temuan itu lalu dibawa ke KRI Tenggiri-865 dan selanjutnya diantar ke dermaga JICT II Tanjung Priok.
"Kita terus berkolaborasi dengan semua instansi terkait operasi ini," ujar Yayan.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.