Idi, Aceh Timur (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur membawa mayat ibu dan anak yang ditemukan tewas mengenaskan di bawah tempat tidur rumah mereka ke Medan, Sumatera Utara, untuk otopsi guna mengetahui penyebab kematian keduanya.
“Saat ini, jenazah keduanya sudah RS Bhayangkara Medan, untuk dilakukan otopsi,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Timur AKP Dwi Arys Purwoko di Idi Selasa.
Disinggung dugaan awal dan barang bukti yang diamankan, AKP Dwi Arys mengatakan kepolisian masih menyelidikinya.
“Kasus ini masih dalam penyelidikan. Dan akan diketahui penyebab kematian setelah keluar hasil otopsi," kata AKP Dwi Arys.
Sebelumnya, mayat Siti Fatimah (56) dan anak gadisnya Nadatul Afraa (16) ditemukan dalam kondisi mengenaskan di rumah mereka di Desa Simpang Jernih, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Senin (15/2) pukul 14.00 WIB.
Ibu dan anaknya yang berstatus pelajar SMKN 1 Simpang Jernih itu dilaporkan tiga hari terakhir tidak terlihat keluar rumah, Menurut keterangan warga sekitar, rumah korban beberapa hari terakhir terlihat sepi dan pintunya tertutup rapat.
AKP Dwi Arys Purwoko mengatakan untuk rumah tersebut sepi, Fatimah yang juga menantu Siti Fatimah, mendatangi rumah tersebut. Namun setiba di depan rumah, Fatimah melihat lalat dan tercium bau tak sedap.
Lalu, Fatimah meminta bantu M Nasir, tetangga Siti Fatimah, membuka pintu untuk memastikan keberadaan mertua dan adik iparnya di dalam rumah, kata AKP Dwi Arys Purwoko.
Awalnya, M Nasir menolak. Namun, setelah mengajak temannya Kamaruddin, Mereka mendobrak pintu rumah Siti Fatimah. Spontan M Nasir dan Kamaruddin tersentak melihat bercak darah mulai mengering di lantai rumah.
"Meskipun terus dipanggil, namun Siti Fatimah tidak menjawabnya," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Aceh Timur itu.
Kemudian, mereka bertiga mengecek ke dalam kamar. Mereka melihat Siti Fatimah dan anaknya tergeletak kaku di bawah tempat tidur. Kondisi tubuh mereka sudah menggembung dan mengeluarkan bau tak sedap.
"Melihat kejadian itu, Fatimah melaporkan ke aparatur desa dan diteruskan ke pihak kepolisian," kata AKP Dwi Arys Purwoko.