Banda Aceh (ANTARA) - Rahmat Hidayat tampak begitu tenang duduk di kursi vaksinasi. Sesekali, ia melirik ke vaksinator yang siap menyuntikkan vaksin COVID-19 di lengan kirinya.
"Sudah siap atau belum," kata Rahmat Hidayat dengan nada bertanya.
"Sudah," kata vaksinator.
Rahmat Hidayat merupakan warga Kota Banda Aceh. Lelaki berusia 48 tahun bekerja sebagai wira usaha itu, khusus mendatangi Banda Aceh Convention Hall, Sabtu (5/6).
Hari itu, di gedung besar depan Kantor Gubernur Aceh tersebut sedang menggelar vaksinasi vaksin COVID-19. Banyak orang datang ke tempat itu dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, serta tidak berkerumunan.
Rahmat Hidayat mengaku sempat galau sebelum mengikuti program vaksinasi vaksin COVID-19. Sebab, dirinya terpengaruh informasi negatif tentang vaksin COVID-19.
"Saya sempat bertanya-tanya kepada kawan-kawan yang sudah menerima vaksin COVID-19. Mereka mengaku sehat-sehat saja, tidak ada dampak negatif sama sekali," kata Rahmat Hidayat.
Dari pengakuan kawan-kawannya tersebut, akhirnya Rahmat Hidayat mengikhtiarkan diri mengikuti program pemerintah, menyukseskan vaksinasi massal vaksin COVID-19.
"Vaksinasi ini program pemerintah. Pemerintah tidak mungkin menderitakan rakyatnya. Program vaksinasi ini merupakan upaya pemerintah menyelamatkan rakyat. Keselamatan rakyat di atas segala-galanya," kata Rahmat Hidayat.
Setelah beberapa hari menerima vaksin COVID-19, Rahmat Hidayat menyampaikan bahwa diri tetap sehat, tidak merasakan gejala negatif di tubuhnya.
"Sama seperti sebelumnya divaksin. Saya mengajak warga lainnya segera mendapatkan vaksin COVID-19. Ini kontribusi kita mendukung upaya pemerintah memutus mata rantai penularan dan penyebaran COVID-19," kata Rahmat Hidayat.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani mengatakan vaksinasi massal vaksin COVID-19 terus dilakukan untuk mewujudkan kekebalan kelompok atau herd immunity.
“Bila kekebalan kelompok ini tercapai, maka penularan dan penyebaran COVID-19 akan berhenti. Dengan demikian pandemi COVID-19 bisa diakhiri,” kata Saifullah Abdulgani.
Saifullah Abdulgani mengatakan Kementerian Kesehatan RI menerjemahkan kekebalan kelompok atau herd immunity sebagai situasi sebahagian besar masyarakat kebal terhadap penyakit menular tertentu.
Dengan adanya kekebalan kelompok ini, kata Saifullah Abdulgani, akan memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi yang rentan terhadap penyakit tersebut.
Sebagai ilustrasi, kata Saifullah Abdulgani, apabila 80 persen populasi kebal terhadap suatu virus, empat dari setiap lima orang yang bertemu dengan seseorang yang terinfeksi tidak akan jatuh sakit.
Dan ini juga tidak menyebarkan virus tersebut lebih jauh, dan penularan dapat dihentikan. Jumlah anggota populasi yang divaksinasi tergantung pada laju penularan penyakit tersebut, kata Saifullah Abdulgani.
Di Aceh, vaksinasi massal dilakukan Satgas Penanganan COVID-19, baik provinsi maupun kabupaten/kota, dengan partisipasi aktif jajaran TNI/Polri, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Menurut data per 18 Juni 2021, tenaga kesehatan yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 49.909 orang atau sekitar 88,4 persen dari sasaran 56.470 orang, dan dosis kedua mencapai 43.801 orang atau 77,6 persen.
Kemudian, petugas pelayanan publik yang telah vaksinasi dosis pertama mencapai 216.684 orang atau sekitar 45,3 persen dari sasaran sebanyak 478.489 orang. Sedangkan yang mendapat dosis kedua 62.896 orang atau 13,1 persen.
Sedangkan, lanjut usia yang mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama mencapai 7.373 orang atau sekitar 1,7 persen dari target 435.651 orang dan dosis kedua 2.309 orang.
“Kami mengajak semua elemen masyarakat Aceh ikut melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 supaya target kekebalan tercapai sesuai target program vaksinasi nasional,” kata Saifullah Abdulgani.
Untuk mendukung percepatan program vaksinasi nasional, Polda Aceh dan jajaran polres mulai menggelar gerai vaksinasi massal COVID-19 di sejumlah tempat yang disebut "Gerai Vaksin Presisi".
"Ada 20 lebih tempat baik di Polda Aceh maupun jajaran Polres yang menjadi titik digelarnya gerai vaksin presisi," kata Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada melalui Kepala Bidang Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy.
Kombes Pol Winardy menyebutkan polres yang sudah menggelar gerai vaksinasi massal itu di antaranya Polres Lhokseumawe. Di wilayah hukum Polres Lhokseumawe ada di tiga tempat.
Berikutnya Polres Sabang juga telah menggelar gerai vaksin presisi ada di dua tempat, Jajaran Polres Aceh Timur menggelar gerai vaksin presisi di 20 tempat, yaitu di Aula Bhara Daksa Mapolres Aceh Timur, Terminal Idi Rayeuk dan 18 tempat di jajaran Polsek Aceh Timur.
Sedangkan di Polda Aceh, kata Kombes Pol Winardy, gerai vaksin presisi itu digelar di Lapangan Parkir Biddokkes Polda Aceh di kawasan Lamteumen, Banda Aceh.
"Diharapkan kepada masyarakat supaya bisa memanfaatkan fasilitas gerai tersebut untuk melakukan vaksinasi vaksin COVID-19. Syaratnya, cukup bawa KTP saja pada saat mendaftar," pungkas Kombes Pol Winardy.
Vaksinasi, ikhtiar untuk negeri memutuskan penularan COVID-19
Rabu, 30 Juni 2021 16:12 WIB