Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan terbuka peluang bagi sektor swasta untuk berinvestasi teknologi pita lebar (broadband), demi mempercepat transformasi digital.
"Pada tahun 2025 seluruh negara diharapkan dapat memberikan kebijakan pita lebar universal, keterjangkauan layanan broadband, mendorong setiap orang memiliki akses online, literasi dan keterampilan digital, layanan keuangan digital, e-commerce dan kesetaraan gender dalam mengakses layanan," kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail, saat pertemuan virtual yang diadakan Paviliun Indonesia Expo 2020 Dubai, dalam siaran pers, dikutip Sabtu.
International Telecommunication Union (ITU) memiliki target advokasi pita lebar untuk 2025. Kemakmuran suatu negara bisa dilihat dari keberadaan jaringan pita lebar.
Menurut Ismail, semakin tinggi penetrasi fixed broadband dan mobile broadband di suatu negara, maka semakin baik kemampuan negara tersebut untuk memitigasi risiko kerusakan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Peran fixed broadband lebih besar di negara maju untuk efek return to scale dan peran mobile broadband lebih besar di negara berkembang untuk aspek aksesibilitas," kata Ismail.
Indonesia menghadapi tiga tantangan dalam meningkatkan perubahan dalam sektor digital yaitu konektivitas, kesenjangan digital ketika pandemi dan perluasan jaringan infrastruktur digital.
Implementasi jaringan 5G di Indonesia diperkirakan bisa meningkatkan investasi sebesar Rp591 triliun pada 2030, naik menjadi Rp719 triliun pada 2035.
Jaringan 5G juga akan memberikan tambahan peluang kerja sebanyak 4,6 juta pada 2030 dan 5,1 juta pada 2035.
Indonesia, sebagai negara berkembang dan terdiri dari belasan ribu pulau, membutuhkan pemerataan akses konektivitas, terutama untuk konsumsi rumah tangga dan industri.
Pemerintah telah membuat Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 berisi agenda transformasi digital dan pemulihan ekonomi nasional.
Kominfo dalam hal ini melakukan penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan memperkuat tata kelola data, termasuk pertukaran data lintas batas. Tahun ini, kementerian fokus pada peningkatan akses jaringan 4G di daerah tertinggal, mendorong pemanfaatan infrastruktur antarpenyelenggara telekomunikasi dan meluncurkan jaringan 5G.
Tahun depan, Kominfo akan memperluas pengembangan perusahaan rintisan (startup) lokal, sementara pada 2023 ingin menjadikan Indonesia sebagai penghubung teknologi finansial Asia Tenggara.
Tahun 2024, pariwisata digital akan didorong untuk kebutuhan pemasaran dan pengalaman pelanggan.