Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Sekitar 80 persen pengemis di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, berasal dari kabupaten lain, karena mudahnya mencari rezeki di daerah itu.
Kepala Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Kota Lhokseumawe, Ramli di Lhokseumawe, Senin mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun sebanyak 80 Persen pengemis yang berada di kotanya berasal dari kabupaten lain.
"Kita bisa lihat sekarang, pengemis di Kota Lhokseumawe cukup banyak. Berdasarkan hasil pantauan kita, rata-rata pengemis tersebut berasal dari kabupaten lain dan sisanya baru berasal dari penduduk setempat," ujar Ramli.
Menurutnya, para pengemis berdatangan ke Lhokseumawe karena kota itu lebih ramai sehingga mudah untuk mengemis, yang dilakukan pada tiap persimpangan jalan serta pusat-pusat perbelanjaan.
Oleh karena itu, untuk menekan jumlah angka migrasi pengemis ke Kota Lhokseumawe, masyarakat juga diharapkan untuk tidak mudah memberikan sumbangan kepada pengemis. Akan tetapi menyumbang melalui lembaga yang legal yang bergerak dibidang sosial.
"Apabila masyarakat memberikan sumbangan melalui lembaga-lembaga yang legal, maka dana tersebut bisa dikelola dengan baik dan tepat sasaran serta akan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya," ujar Ramli.
Ia menyebutkan, dalam sehari diperkirakan ada 27 pengemis yang datang dari kabupaten lain ke Kota Lhokseumawe untuk mengemis, sehingga membutuhkan upaya penanganan dan pembinaan yang komprehensif agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Malah ungkap Ramli lagi, pernah ditemukan pengemis yang berperan ganda. Dimana selain mengemis juga melakukan praktek perjudian dengan barang bukti uang mencapai belasan juta rupiah, seperti yang pernah diamankan oleh petugas Satpol PP di Lapangan Hira' beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, dirinya sangat menekankan supaya praktik mengemis dapat dikurangi dengan membatasi memberikan sumbangan kepada pengemis secara personal.
Namun pemberian sumbangan lebih diarahkan kepada lembaga-lembaga sosial yang legal agar lebih tepat sasaran, karena ada pengemis yang kondisi fisiknya normal juga ikut melakukan praktik mengemis, harap Ramli.
Kepala Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Kota Lhokseumawe, Ramli di Lhokseumawe, Senin mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun sebanyak 80 Persen pengemis yang berada di kotanya berasal dari kabupaten lain.
"Kita bisa lihat sekarang, pengemis di Kota Lhokseumawe cukup banyak. Berdasarkan hasil pantauan kita, rata-rata pengemis tersebut berasal dari kabupaten lain dan sisanya baru berasal dari penduduk setempat," ujar Ramli.
Menurutnya, para pengemis berdatangan ke Lhokseumawe karena kota itu lebih ramai sehingga mudah untuk mengemis, yang dilakukan pada tiap persimpangan jalan serta pusat-pusat perbelanjaan.
Oleh karena itu, untuk menekan jumlah angka migrasi pengemis ke Kota Lhokseumawe, masyarakat juga diharapkan untuk tidak mudah memberikan sumbangan kepada pengemis. Akan tetapi menyumbang melalui lembaga yang legal yang bergerak dibidang sosial.
"Apabila masyarakat memberikan sumbangan melalui lembaga-lembaga yang legal, maka dana tersebut bisa dikelola dengan baik dan tepat sasaran serta akan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya," ujar Ramli.
Ia menyebutkan, dalam sehari diperkirakan ada 27 pengemis yang datang dari kabupaten lain ke Kota Lhokseumawe untuk mengemis, sehingga membutuhkan upaya penanganan dan pembinaan yang komprehensif agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Malah ungkap Ramli lagi, pernah ditemukan pengemis yang berperan ganda. Dimana selain mengemis juga melakukan praktek perjudian dengan barang bukti uang mencapai belasan juta rupiah, seperti yang pernah diamankan oleh petugas Satpol PP di Lapangan Hira' beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, dirinya sangat menekankan supaya praktik mengemis dapat dikurangi dengan membatasi memberikan sumbangan kepada pengemis secara personal.
Namun pemberian sumbangan lebih diarahkan kepada lembaga-lembaga sosial yang legal agar lebih tepat sasaran, karena ada pengemis yang kondisi fisiknya normal juga ikut melakukan praktik mengemis, harap Ramli.