Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian ATR/BPN RI menyatakan mendukung penuh program usaha rakyat atau makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.
"Kementerian ATR/BPN akan berperan menjadi menjadi fasilitator dengan berbagai pihak, terutama perbankan, Pupuk Kaltim dan Pemerintah Daerah," kata Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri ATR/Kepala BPN RI Adli Abdullah dalam keterangannya yang diterima di Banda Aceh, Selasa.
Hal itu disampaikan Adli Abdullah saat berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi bersama Komisaris Pupuk Kaltim Utje Gustaf Patty ke daerah tersebut.
Adli mengatakan, dalam kunjungan kerja ke Banyuwangi tersebut pihaknya juga melakukan sejumlah pertemuan dengan para stakeholder membahas tentang co-partnership antara PT Kaltim, ATR BPN RI, Pemerintah Daerah dan Lembaga perbankan untuk mensukseskan program makmur itu, sehingga petani padi di Kabupaten ini memiliki akses permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Ini penting agar aset tanah yang dimiliki petani bisa diberdayakan dan punya akses modal melalui program Makmur yang sedang dikembangkan oleh pupuk Kaltim, dan ini bagian dari program Gugus Tugas Reforma Agraria ATR/BPN," ujar Adli.
Sementara itu, Komisaris Pupuk Kaltim Utje Gustaf Patty menyampaikan bahwa pihaknya mendukung dan berperan aktif terhadap kesejahteraan petani di Indonesia. Karenanya diharapkan program Makmur ini dapat menjadi motor peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Banyuwangi harus menjadi contoh yang baik dengan semua potensinya untuk kabupaten lain di Indonesia. Harapan kami, pilot project ini dapat direplikasi untuk seluruh Indonesia," kata Utje Gustaf.
Dalam kesempatan tersebut, para pimpinan perbankan yang hadir juga telah bersedia mengucurkan kredit kepada masyarakat peserta program Makmur itu, tentu atas dukungan dari Pemerintah Daerah Banyuwangi, yang telah menyiapkan sarana infrastruktur demi kelancaran program tersebut.
Utje menjelaskan, program makmur merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendorong kesejahteraan petani melalui sinergi BUMN dengan memfasilitasi berbagai kemudahan.
Fasilitasi mencakup penyediaan agraria input seperti bibit dan pupuk, akses permodalan bagi petani, pendampingan berkala, asuransi pertanian guna antisipasi gagal panen, hingga jaminan pembelian hasil panen oleh offtaker secara kontinyu di atas rata-rata harga pasar.
Kata Utje, program Makmur di Banyuwangi mengalami peningkatan produktivitas padi, di mana sebelum program ini berjalan pada 2018 petani hanya mendapatkan lima ton per hektare, tetapi sekarang ini sudah mencapai sembilan ton per hektare.
“Pendapatan petani pun meningkat sekitar Rp24 juta per hektare dari sebelumnya maksimal hanya Rp10 juta per hektare, ini progres dari program Makmur,” demikian Utje Gustaf Patty.