Banda Aceh (ANTARA) - Gubernur Aceh Nova Iriansyah berharap harga minyak goreng dapat kembali normal di Aceh sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) pemerintah sebelum Ramadhan 1443 Hijriah.
“Pada bulan Februari kemarin, telah terjadi keramaian di masyarakat mengenai langkanya pasokan minyak goreng dan menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Pusat telah melakukan stabilisasi harga minyak goreng melalui harga eceran tertinggi (HET),” kata Nova Iriansyah di Banda Aceh, Selasa.
Ia menyebutkan Pemerintah telah menetapkan HET minyak goreng kemasan premium Rp14 ribu per liter, kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan untuk minyak goreng curah Rp11.500 per kilogram.
Menurut dia masih ada informasi bahwa masyarakat masih membeli minyak goreng dengan harga tinggi, serta masih terjadi kelangkaan stok, sehingga kondisi tersebut harus menjadi perhatian serius dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Peran TPID Aceh menjadi penting untuk mencari akar permasalahan untuk minyak goreng, sehingga persediaan minyak goreng yang saat ini belum kembali normal dapat kembali normal sebelum memasuki bulan Ramadhan,” katanya di sela-sela membuka High Level Meeting TPID Se-Aceh Tahun 2022 di Restoran Pendopo.
Nova juga berharap pasar tradisional di seluruh Aceh dapat menjual minyak goreng kemasan premium dengan harga Rp14.000 ribu per liter seperti yang telah dilakukan pasar modern.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani menyatakan kunjungan Menteri Perdagangan ke Aceh beberapa hari yang lalu karena Aceh berwarna merah dalam hal distribusi dan dengan kehadiran Mendag yang menugaskan PPI untuk memasok minyak dari Sumatera Utara sebanyak 100 ribu liter per hari yang dipasok hingga ke Simeulue.
“Alhamdulillah, dengan adanya pasokan pascakunjungan menteri tersebut awal Maret harganya terpantau mulai menurun meski belum sesuai dengan harga HET,” katanya.