Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pengungsi etnis Rohingya di barak penampungan Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Provinsi Aceh serta masyarakat sekitar dilatih menjahit oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah.
Public Relation Media Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR) Zainal Bakri, Senin mengatakan, pelatihan menjahit diberikan kepada 35 peserta. Baik dari kalangan pengungsi Rohingya sendiri dan masyarakat sekitar lokasi barak penampungan imigran asing tersebut, yang dimulai pada 9 Januari lalu hingga empat bulan kedepan.
Tujuan pelatihan dimaksud, selain memberikan pelatihan ketrampilan juga sebagai media interaksi antara pengungsi Rohingya dan masyarakat sekitar, ungkap Zainal Bakri.
Rukiah Begum, salah seorang pengungsi Rohingya mengaku sangat gembira terpilih untuk mengikuti program menjahit tersebut, karena waktu di Burma tidak ada kesempatan untuk belajar, katanya sebagaimana dituturkan oleh Zainal Bakri.
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah seorang pengungsi lainnya, Raihana Begum, yang menambahkan, sewaktu di Burma, dirinya tidak diberi kesempatan untuk belajar apa pun. Akan tetapi di barak pengungsian Blang Adoe, diajarkan menjahit.
"Pelatihan seperti ini sangat mereka nantikan, sehingga dapat menjadi ketrampilan dalam memperoleh uang dengan hasil yang mereka kerjakan," ucap Zainal lagi.
Bukan hanya pengungsi Rohinya saja yang senang dengan program ketrampilan tersebut, akan tetapi bagi wanita lokal juga senang dengan adanya program ketrampilan itu, karena dapat menambah pengetahuan tentang berbagai ketrampilan membuat kreasi baru.
Sementara itu, Kepala Desa Blang Adoe, Zulkifli, menyampaikan apresiasi kepada lembaga donor YDSF yang telah menyumbang mesin jahit dan pihak lain yang telah membantu kegiatan dimaksud, ungkap Zainal Bakri menuturkan.
Sedangkan pelatih ketrampilan menjahit berasal dari Aceh Utara sendiri, yang telah berpengalaman menjalani usaha tersebut. sehingga diharapkan dapat lebih memberikan pengetahuan kepada peserta untuk lebih berhasil guna, pungkas Zainal Bakri.
Public Relation Media Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR) Zainal Bakri, Senin mengatakan, pelatihan menjahit diberikan kepada 35 peserta. Baik dari kalangan pengungsi Rohingya sendiri dan masyarakat sekitar lokasi barak penampungan imigran asing tersebut, yang dimulai pada 9 Januari lalu hingga empat bulan kedepan.
Tujuan pelatihan dimaksud, selain memberikan pelatihan ketrampilan juga sebagai media interaksi antara pengungsi Rohingya dan masyarakat sekitar, ungkap Zainal Bakri.
Rukiah Begum, salah seorang pengungsi Rohingya mengaku sangat gembira terpilih untuk mengikuti program menjahit tersebut, karena waktu di Burma tidak ada kesempatan untuk belajar, katanya sebagaimana dituturkan oleh Zainal Bakri.
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah seorang pengungsi lainnya, Raihana Begum, yang menambahkan, sewaktu di Burma, dirinya tidak diberi kesempatan untuk belajar apa pun. Akan tetapi di barak pengungsian Blang Adoe, diajarkan menjahit.
"Pelatihan seperti ini sangat mereka nantikan, sehingga dapat menjadi ketrampilan dalam memperoleh uang dengan hasil yang mereka kerjakan," ucap Zainal lagi.
Bukan hanya pengungsi Rohinya saja yang senang dengan program ketrampilan tersebut, akan tetapi bagi wanita lokal juga senang dengan adanya program ketrampilan itu, karena dapat menambah pengetahuan tentang berbagai ketrampilan membuat kreasi baru.
Sementara itu, Kepala Desa Blang Adoe, Zulkifli, menyampaikan apresiasi kepada lembaga donor YDSF yang telah menyumbang mesin jahit dan pihak lain yang telah membantu kegiatan dimaksud, ungkap Zainal Bakri menuturkan.
Sedangkan pelatih ketrampilan menjahit berasal dari Aceh Utara sendiri, yang telah berpengalaman menjalani usaha tersebut. sehingga diharapkan dapat lebih memberikan pengetahuan kepada peserta untuk lebih berhasil guna, pungkas Zainal Bakri.