Meulaboh (ANTARA Aceh) - Masyarakat di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh diajak untuk berhemat berbelanja kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) menyambut Lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah.
Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) pada Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Aceh Barat Cut Titi Herawati Rahmah di Meulaboh, Senin, mengatakan upaya tersebut untuk menekan terjadinya lonjakan harga sembako di pasar akibat tingginya permintaan.
"Bila budaya masyarakat berbelanja banyak-banyak untuk stok lebaran tidak berubah, persoalan kenaikan harga barang tidak akan bisa ditekan. Momen-momen hari besar itu sudah menjadi agenda tahunan hampir semua kebutuhan naik," katanya.
Dia menyebutkan, di pasar sejumlah mata barang yang menjadi objek pantauan pihaknya dalam sebulan ini mengalami fluktuasi yang membingungkan, sesaat setelah dilakukan pasar murah harga tiga jenis kebutuhan pokok kembali mengalami kenaikan.
Cut Titi menuturkan, persoalan harga barang sepenuhnya dikuasai oleh pasar dan pemda tidak bisa melakukan intervensi secara keras menentukan harga barang, paling bisa hanya melakukan pasar murah sebagai acuan pedagang menjual barang.
Tidak terkecuali pada harga beras, gula dan minyak goreng, sebab harga jenis sembako tersebut ditemukan pihaknya terjadi kenaikan harga cukup kuat pada tingkat pedagang eceran, imbas dari pasokan barang oleh distributor.
"Gula, minyak goreng dan telor sudah mulai lagi mengalami kenaikan, padahal saat kita melakukan pasar murah, harga dipedagang hari itu juga hampir semua sama dengan yang kita jual, kalaupun beda sangat sedikit,"sebutnya.
Lebih lanjut dijelaskan, persoalan kenaikan harga barang pada momen menyambut lebaran setiap tahun terjadi, menurut dia ada kaitannya juga dengan terjadinya kenaikan harga dari distributor karena mendatangkan barang dengan penuh resiko.
Selain itu lebih banyak kenaikan harga diatas rata-rata seperti gula dalam negeri bisa mencapai Rp18.000/kg sebagian besar hanya pada tingkat pedagang kecil yang mendapat pasokan barang dari pasar Meulaboh.
Menurut dia, untuk stabilitasi harga sembako harus ada satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang menjadi penampung setiap barang distributor sehingga dapat disesuaikan setiap terjadi permainan harga di tingkat distributor "nakal".
"Distributor juga kadang mereka menaikan harga karena mereka mendatangkan barang dengan penuh resiko. Semua daerah di Indonesia saya pikir merasakan gejolak karena semua daerah membutuhkan stok banyak dari produsen,"sebut Cut Titi.
Cut Titi menjelaskan, baru-baru ini dirinya mendapati satu unit mobil truk bermuatan penuh dengan telur ayam broiler mengalami kecelakaan, secara tidak langsung kondisi itu akan menyebabkan pasokan telur berkurang sementara permintaan pasti banyak.
Dalam kondisi tersebut, pedagang yang mungkin memiliki stok telur besar kemungkinan melakukan penaikan harga secara sepihak karena terjadi kelangkaan barang yang sangat banyak dibutuhkan masyarakat.
Meski demikian dirinya tidak begitu pesimis akan terjadi inflasi di Meulaboh, sebab pemerintah dalam bulan ini mencairkan gaji 13 dan 14 para Pegawai Negeri Sipil (PNS), sehingga akan terimbangi antara belanja dan pemasukan.
"Kalau sudah berbicara terjadi inflasi kita harus duduk bersama tim, apabila ada kejadian demikian maka dilakukan langkah-langkah untuk upaya menimalisir,"katanya menambahkan.