Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh menyebut pencairan Dana Desa 2022 di provinsi itu telah mencapai Rp4,3 triliun atau 93 persen, dengan sektor penggunaan prioritas untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) serta pemulihan ekonomi masyarakat.
“Alhamdulillah realisasi kita dapat nomor lima tercepat seluruh Indonesia. Hari ini sudah 93 persen lebih, artinya hanya tersisa sekitar enam persen lagi,” kata Kepala DPMG Aceh Zulkifli di Banda Aceh, Rabu.
Zulkifli mengatakan Aceh mendapatkan alokasi Dana Desa sebesar Rp4,66 triliun pada 2022, untuk 6.497 gampong atau desa. Saat ini, pencairan Dana Desa di Tanah Rencong sudah mencapai tahap terakhir, dari total tiga tahapan pencairan.
Untuk penyaluran Dana Desa regular telah mencapai Rp2,5 triliun, sedangkan penyaluran BLT Dana Desa mencapai Rp1,6 triliun, sehingga total Dana Desa yang sudah beredar di tengah masyarakat desa mencapai Rp4,3 triliun.
“Saat ini tiga kabupaten sudah selesai pencairan hingga tahap akhir seperti Pidie Jaya, Bireuen dan Banda Aceh. Kita masih punya waktu satu setengah bulan lagi sampai akhir Desember, kami yakni semua bisa cair, progres pencairan sudah sangat baik,” ujarnya.
Kendati demikian, lanjut dia, Aceh tidak bisa mencapai pencairan Dana Desa 100 persen, karena ada tiga desa di Aceh yang tidak bisa melakukan pencairan secara permanen, karena tidak berpenduduk yaitu Desa Pulo Bunta, Desa Batu Jaya, Desa dan Perkebunan Alur Jambu.
“Tiga desa ini memang sudah permanen tidak bisa cair, kalau cair akan menjadi masalah,” kata Zulkifli.
Selain itu, DPMG juga menekankan tentang percepatan penyaluran BLT Dana Desa. Saat ini masih ada 43 desa yang belum menuntaskan penyaluran BLT tahap ketiga, dan sebanyak 1.346 desa yang belum cair untuk tahap terakhir yakni tahap keempat.
“Penyaluran BLT sedang bergerak terus, namun tetap ada beberapa kabupaten yang proses administrasi pencairan yang sedikit lambat,” katanya.