Banda Aceh (ANTARA) - Baitul Mal Aceh menyatakan bahwa provinsi paling barat Indonesia ini memiliki keistimewaan dalam pengelolaan wakaf yaitu bisa langsung dikelola sekaligus melalui tiga lembaga pemerintahan.
"Pengelolaan, pengembangan dan pengawasan wakaf bisa dari tiga institusi yaitu Kemenag, Badan Wakaf Indonesia (BWI), dan Baitul Mal. Ini keistimewaan ini tidak dimiliki daerah lain," kata Tenaga Profesional Baitul Mal Aceh Shafwan Bendadeh dalam keterangannya, di Banda Aceh, Jumat.
Hal itu disampaikan Shafwan dalam workshop Penguatan Literasi dan Sosialisasi Pengembangan Wakaf Produktif Aceh, yang diselenggarakan Bappeda Aceh, di Banda Aceh.
Baca juga: Baitul Mal Aceh lakukan papanisasi puluhan ribu meter tanah aset wakaf
Workshop diikuti 60 peserta dari unsur Kemenag, Bappeda, dan Baitul Mal. Peserta lainnya dari BWI, Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) Banda Aceh dan Aceh Besar, akademisi, mahasiswa, serta yayasan wakaf.
Shafwan mengatakan, saat ini potensi wakaf uang secara nasional Rp180 triliun per tahun, dengan realisasi pengembangan wakaf produktif baru mencapai Rp1,4 triliun.
Khusus di Aceh pengembangan wakaf produktif sudah mulai adanya peran nazir yang memproduktifkan wakaf uang tersebut.
Baca juga: Nazir Asy-Syuhada Ukur tanah wakaf di Aceh Besar
"Salah satu kendala dalam pengembangan wakaf produktif karena peruntukan yang dibatasi, untuk itu calon wakaf dapat diarahkan untuk menyerahkan dengan peruntukan lebih luas," sarannya.
Kata Shafwan, pengembangan wakaf produktif harus diawali dengan peningkatan kapasitas nazir. Sertifikasi kompetensi yang dilakukan BWI dapat menjadi wadah untuk menyiapkan nazir kompeten.
"Untuk pengembangan wakaf produktif, tahun ini BMA membantu modal sepuluh nazir. Selanjutnya diperlukan cetak biru wakaf produktif Aceh dan mendorong lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang lebih proaktif," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Pidie ukur ulang tanah wakaf Tgk Chik Dianjong
Sementara itu, Kabid Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan SDA Bappeda Aceh Reza Ferdian, mengatakan Bappeda terus mencari solusi terhadap posisi Aceh yang masih menjadi daerah termiskin se Sumatera.
"Salah satu upaya yang kita lakukan dengan memproduktifkan wakaf, mengoptimalkan fungsi potensi wakaf yang belum diberdayakan," kata Reza.
Reza menekankan, sudah seharusnya Aceh melakukan peningkatan peruntukan wakaf, sehingga berdampak terhadap pengurangan angka kemiskinan.
"Kita bisa merencanakan pembangunan wakaf dengan lebih baik, misalnya dilakukan Musrenbang wakaf, dengan itu pengembangannya dapat kita lakukan secara produktif," kata Reza.
Aceh dinilai punya keistimewaan dalam pengelolaan wakaf
Jumat, 16 Desember 2022 11:56 WIB
Salah satu upaya yang kita lakukan dengan memproduktifkan wakaf, mengoptimalkan fungsi potensi wakaf yang belum diberdayakan