Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, meluncurkan inovasi strategi pengembangan jeruk Keprok Gayo.
"Inovasi yang diluncurkan ini berupa pengaturan jarak tanam jeruk Keprok Gayo yang dikombinasikan dengan tanaman kopi," kata Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah Nasrun Liwanza di Takengon, Kamis.
Ia menjelaskan selama ini jeruk Keprok Gayo yang ditanam di daerah Dataran Tinggi Gayo tersebut tidak beraturan, sehingga hasilnya tidak maksimal. Peluncuran Inovasi tersebut dilakukan langsung oleh Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin.
Nasrun mengatakan kebiasaan petani menanam jeruk keprok sebagai pelindung kopi di posisi mata lima (di tengah persegi antara tanaman kopi) yang dapat menyebabkan tanaman jeruk mengalami kelembaban tinggi dan rentan timbulnya penyakit cendawan yang menyerang pangkal batang dan ranting.
"Seharusnya tanaman jeruk ditanam sebaris dengan tanaman kopi dengan berselang jarak satu jeruk diselangi dengan tanaman kopi, kemudian baru jeruk lagi," katanya.
Ia mengatakan pengembangan strategi jarak tanam jeruk keprok Gayo yang konsen dilakukan tersebut sebagai bagian dari Proyek Inovasi Diklatpim II yang sedang diikutinya.
Menurut dia dengan pengaturan jarak tanam tersebut nantinya akan membuat tanaman jeruk lebih tahan penyakit, menyerap unsur hara dengan baik dan pada akhirnya produktivitas tanaman dan kualitas buah yang dihasilkan meningkat.
Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin menyambut baik upaya yang dilakukan guna membangkitkan kembali kejayaan jeruk Keprok Gayo di kabupaten berhawa dingin itu.
Nasaruddin menyebutkan jeruk keprok Gayo pernah menjadi juara kontes buah nasional pada tahun 1993 kemudian sudah dirilis oleh Pemerintah sebagai buah unggul Nasional pada tahun 2006.
Namun demikian, eksistensi Jeruk Keprok Gayo mengalami pasang surut bahkan pernah hampir punah, namun karena perhatian pemerintah daerah setempat dan sejumlah pihak termasuk petani, akhirnya jeruk keprok Gayo berhasil dikembangkan kembali
Puncak pengakuan jeruk keprok Gayo ditandai dengan diterbitkannya sertifikat Indikasi Geografis jeruk Keprok Gayo yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 18 Juli 2016 di Jakarta.
"Jika masyarakat menyadari hasil dari Jeruk bisa melebihi kopi, bahkan petani di Garut Jawa Barat sudah bisa menghasilkan 200 kg/hektar/tahun, disini juga pasti bisa," katanya.
Menurut dia pengembangan jeruk Keprok Gayo yang ditanam berdampingan dengan tanaman kopi akan semakin meningkatkan penghasilan petani di kabupaten setempat di masa mendatang.
"Jeruk dan kopi masa panennya tidak sama, sehingga ketika tidak panen kopi, petani bisa panen jeruk, sehingga penghasilan petani kita tidak pernah putus dan tentunya ekonomi masyarakat juga ÿakan meningkat," demikian Nasaruddin.