Banda Aceh (ANTARA) - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh menyatakan bahwa banyak pelaku UMKM di Banda Aceh yang mengeluhkan penjualan elpiji 3 kg di atas ketetapan harga eceran tertinggi (HET).
"Banyak laporan yang kita terima langsung dari pelaku UMKM yang berjualan di seputaran Kota Banda Aceh, bahwa mereka harus membeli gas dengan harga mahal," kata Ketua Hiswana Migas Aceh Nahrawi Noerdin, di Banda Aceh, Jumat.
Kata Nahrawi, berdasarkan laporan yang diterima, para pelaku usaha kecil mendapatkan elpiji 3 kg dengan harga tinggi tersebut dari kios-kios kecil. Hal itu karena memang mereka sudah mendapatkan gas di pangkalan. Selain stok yang kurang juga harus mengantri panjang.
Baca juga: Toko jual gas elpiji di Arongan Lambalek Aceh Barat terbakar
"Adapun harga elpiji 3 kg itu mencapai Rp35 ribu sampai Rp40 ribu per tabungnya, dan sudah sangat tidak wajar dari yang seharusnya dijual Rp18 ribu per tabung (sesuai HET)," ujarnya.
Nahrawi menegaskan, pada dasarnya pelaku usaha kecil tak mendapatkan elpiji 3 kg di pangkalan karena secara aturan mereka adalah orang-orang yang berhak mendapatkan gas bersubsidi itu.
Terhadap permasalahan ini, Nahrawi mendesak pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Diskopukmdag) Banda Aceh segera memperketat pengawasan distribusi elpiji 3 kg untuk masyarakat miskin, terutama mereka pelaku usaha mikro.
"Pemerintah harus lebih jeli melihat kondisi ini, sehingga masyarakat yang berhak bisa lebih mudah mendapatkan, dan dengan harga sesuai HET," katanya.
Selain itu, Nahrawi juga mempertanyakan adanya elpiji 3 kg yang dijual pada kios kios. Mengingat secara aturan gas itu diberikan kepada agen penyalur dan dibawa ke pangkalan untuk didistribusikan langsung ke masyarakat penerima manfaat.
"Dari mana sumber elpiji 3 kg di kios ini, jika ada pangkalan yang bermain, pemerintah harus mengambil tindakan dengan menegur dan menghentikan suplai ke pangkalan tersebut," ujarnya.
Hiswana Migas mencatat, saat ini terdapat 138 pangkalan gas elpiji 3 kg di Banda Aceh yang berasal dari tiga agen penyalur, dan hampir ada di setiap gampong (desa) di ibu kota provinsi Aceh ini.
"Karena itu Pemerintah Banda Aceh harus melibatkan semua elemen untuk mengawasi pendistribusian ini, sehingga penyaluran elpiji 3 kg benar-benar tepat sasaran, yaitu masyarakat miskin," demikian Nahrawi Noerdin.
Baca juga: Hiswana Migas terima banyak laporan LPG 3 kg di Aceh dijual tak sesuai HET
Hiswana Migas: UMKM di Banda Aceh kewalahan beli elpiji 3 kg di atas HET
Jumat, 17 Februari 2023 14:14 WIB