Jakarta (ANTARA) - Tiktok sempat menjadi topik utama beberapa waktu lalu ketika CEO platform asal China itu dipanggil dan hadir dalam sidang di Senat Amerika Serikat.
Otoritas di AS mempertanyakan keamanan dan privasi warga negaranya hingga keamanan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Amerika Serikat sangat paham terhadap kedua isu itu sehingga wajar jika negara tersebut bisa menjadi sebagai "penguasa ranah siber".
Sebenarnya sudah selayaknya Indonesia juga memiliki keresahan yang serupa. Namun dalam skala lebih luas dan dalam.
Jika Amerika Serikat resah hanya terhadap Tiktok, maka Indonesia seharusnya sadar dan sangat resah terhadap dirinya yang berada dalam bola kristal dan semakin tenggelam di lumpur isap platform layanan siber asing.
Fenomena menjadi pemantik dan motivasi untuk saatnya sedikit membuka tabir misteri ranah siber dari sudut pandang keamanan.