Caranya dengan memprioritaskan keperluan utama dan mengalokasikan dananya dari gaji atau upah yang diperoleh. Lalu, buatlah laporan atau catatan keuangan yang rapi dan berkala.
“Maksimalkan pendapatan yang diperoleh untuk keperluan pokok, misalnya alokasi 50 persen dari gaji untuk kebutuhan primer, 30 persen untuk kebutuhan nonprimer, lalu sisanya 20 persen untuk simpanan, investasi, atau dana darurat,” ujarnya.
Sementara itu, Founder DIID, kreator konten, dan Direktur Kreatif SofiaDewi.Co Sophie Tobelly mengemukakan bahwa saat ini makin banyak orang mengandalkan kemajuan teknologi digital untuk mendukung kehidupan.
Teknologi digital sudah menjadi bagian penting dari industri jasa keuangan. Penawaran, pembukaan rekening, ataupun pembelian produk dan jasa keuangan dapat dilakukan secara digital. Untuk itu, amat dibutuhkan pendidikan literasi keuangan yang mumpuni.