Truk kopi tenaga surya, peluang bisnis lewat energi terbarukan dari tanah rencong
Oleh Rahmat Fajri Kamis, 31 Agustus 2023 2:19 WIB
Ingin beralih
Anda Fadillah baru mendengar inovasi Dery Rinaldy soal truk kopi tenaga surya. Tak butuh waktu lama, pria yang sudah berjualan dengan truk kopi sejak April 2020 itu langsung menunjukkan minatnya.
"Kalau mudah kita mendapatkan tenaga surya itu tadi, mungkin kami akan bisa beralih," kata Anda.
Usaha Anda makin hari terus meningkat. Dari awal hanya mampu menyediakan 14 meja, kini sudah mencapai 50 meja. Profit per hari yang didapatkan dari usahanya itu sekitar Rp1 juta jika cuacanya mendukung atau cerah. Tetapi kalau sedang hujan mereka tidak bisa membuka usaha karena hanya mengandalkan lapak di terbuka.
Anda menyampaikan, awal membuka usaha kopi truk mereka menggunakan genset dengan kapasitas 5.500 watt, dan mereka beroperasi sekitar pukul 16.00 WIB sampai 23.00 WIB. Dalam tujuh jam itu bisa menghabiskan bahan bakar jenis Pertalite minimal Rp80 ribu sampai Rp90 ribu per hari (8-9 liter).
Bagi pedagang kopi truk seperti dirinya, biaya operasional menjadi sebuah hal yang wajib dipenuhi. Jika memang saat ini sudah ada inovasi baru yang lebih murah, maka harus dicoba agar usahanya bisa lebih berkembang.
"Intinya kita kalau berjualan itu memikirkan kost per hari nya berapa, kalau memang bisa menghemat kenapa tidak seperti itu (memanfaatkan tenaga surya)," ujarnya.
Jika nantinya inovasi tersebut mulai menggeliat, dirinya berharap adanya dukungan dari pemerintah baik itu berupa peralatan kopi dan penunjang lainnya, serta batasan waktu operasional. "Bukan hanya peralatan saja, tetapi yang lebih penting adalah dukungan waktu berjualan, dan tidak melakukan penutupan tempat usaha," kata Anda.
Pengembangan
Pembuatan truk kopi tenaga surya itu merupakan inovasi dari turunan program kompetensi pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI. Kemudian, juga sebagai momentum G20, di mana Indonesia sebagai tuan rumah menggaungkan tiga tema besar dan salah satunya adalah transisi energi.
Mobil ini juga sebagai kampanye terhadap penggunaan energi yang ramah lingkungan, kita tahu bahwa bahan bakar fosil menghasilkan karbon yang bisa menyebabkan pemanasan global dan idenya seperti itu.
Kata Dery, ke depan mereka dari kejuruan listrik BPVP Banda Aceh akan kembali mengupayakan penambahan inovasi baru kopi truk tersebut berdasarkan beberapa masukan yang telah diterima. Seperti, pengembangan menggunakan mobil listrik untuk bisnis kopi, dengan panel suryanya yang bisa bergerak mengikuti arah matahari. Dua hal tersebut menjadi target yang ingin dikejar nantinya.
"Kita juga terus memberikan motivasi kepada teman-teman lainnya supaya memikirkan untuk menjalankan bisnis kopi truk dengan sistem panel surya ini," ujarnya.
Sebagai langkah awal, pihaknya sudah mengundang para pelaku usaha kopi truk yang menggunakan genset di Banda Aceh guna memberikan pemahaman tentang tenaga surya. Di mana, mereka mulai semangat dan tertarik beralih ke energi ramah lingkungan itu. Apalagi saat ini Pemerintah Indonesia juga sedang menggalakkan energi baru terbarukan.
"InsyaAllah seiring berjalannya waktu nanti teman-teman kopi truk lainnya juga akan tergerak beralih ke sistem tenaga surya ini," kata Dery.
Baca juga: Pj Bupati ajak bank penyalur KUR sasar pelosok Aceh Tengah
Turunkan emisi
Berangkat dari momentum G20 yang ikut semarakkan transisi energi. Maka peralihan bisnis kopi truk menggunakan tenaga surya menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya pemerintah menurunkan emisi.
Dokumen National Determined Contribution (NDC), Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 358 juta ton CO2 atau 12,5 persen dengan kemampuan sendiri.
Kemudian, 446 juta ton CO2 atau 15,5 persen dengan bantuan internasional pada 2030. Selain itu, pemerintah juga menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Salah satunya adalah program pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap secara masif baik pada sektor rumah tangga, ekowisata, sektor industri maupun bangunan komersial dan sosial.
PLTS Atap merupakan salah satu program pemerintah dalam mendorong yang didorong untuk mengisi target pencapaian energi terbarukan, juga menjadi solusi pemanfaatan energi terbarukan di perkotaan yang lahannya terbatas.
"Memberikan peluang bagi seluruh masyarakat untuk turut berkontribusi di dalam pengembangan energi terbarukan,” kata Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna.
Kata dia, berdasarkan hasil identifikasi Kementerian ESDM, Indonesia memiliki tingkat energi tenaga surya yang cukup besar, lebih kurang mencapai 3.295 GW. Maka, implementasi PLTS Atap akan menjadi salah satu pilihan optimal di sektor industri.
"Dengan memasang PLTS atap, pelaku industri dapat menggantikan sebagian kebutuhan listriknya di siang hari menjadi energi terbarukan sekaligus menghemat tagihan listrik,” ujarnya.
Pada intinya, Pemerintah Indonesia menargetkan pada 2060 nanti kebutuhan energi di tanah air dapat terpenuhi dari sumber energi baru terbarukan.
Karena itu, perlu peran dari semua sektor, terutama industri untuk dapat memulai atau beralih kepada energi baru terbarukan tersebut. Apalagi, ini didukung dengan potensi tenaga surya yang cukup besar, dan menjadi harapan Pemerintah Indonesia.
Baca juga: Mahasiswa USK Aceh luncurkan produk turunan kopi