Fadhli menuturkan musim trek memang dikhawatirkan petani kelapa sawit, karena dengan berkurangnya TBS, maka mempengaruhi pendapatan mereka.
Musim ini, kata dia, masih dapat dicegah dengan selalu memastikan asupan kebutuhan air di sekitar tanaman tetap cukup dan seimbang. Tetapi, juga tidak boleh berlebihan.
"Tanaman ini memerlukan asupan air yang cukup banyak. Maka jika pada musim kemarau hal ini dapat menjadi pemicu jika tidak ditanggulangi sebelumnya," katanya.
Selain itu, lanjut Fadhli, juga dapat dicegah dengan menanam tumbuhan yang mendukung perkembangan kelapa sawit itu sendiri, atau bisa memberikan pupuk organik agar keseimbangan airnya tetap terjaga.
"Tak hanya itu, masalah unsur hara pada tanah juga harus diperhatikan. Tanah adalah tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman," ujarnya.
Namun, tambah dia, petani kelapa sawit di Aceh sampai hari ini masih kesulitan mendapatkan pupuk subsidi untuk mengantisipasi musim trek tersebut. Karenanya, butuh perhatian besar dari pemerintah.
"Petani masih sulit mendapatkan pupuk subsidi. Seharusnya pemerintah memperhatikan nasib petani sawit selama musim trek ini, sehingga mereka tetap bisa menjaga produksi TBS nya masing-masing," demikian Fadhli Ali.
Baca juga: Sering tumpah dijalan, Apkasindo: Barsela butuh pelabuhan pengapalan CPO