Banda Aceh (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh meminta pemerintah membantu para petani kelapa sawit menghadapi musim trek yang diperkirakan berlangsung hingga April 2024.
"Perlu perhatian Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh untuk membantu petani, karena produksi kelapa sawit akan menurun selama musim trek ini," kata Sekretaris Apkasindo Aceh Fadhli Ali di Banda Aceh, Kamis.
Fadhli menjelaskan musim trek merupakan musim perkebunan yang tidak menghasilkan panen seperti biasanya, kondisi ini sudah dialami petani kelapa sawit Aceh sejak dua bulan terakhir.
Baca juga: Ekspor Aceh pada Agustus 2023 capai 47,3 juta dolar AS, begini penjelasannya
Dalam kurun waktu musim trek tersebut, produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sejumlah daerah di Aceh mulai menurun drastis hingga 50-60 persen dari biasanya.
"Saat musim trek ini, pendapatan petani yang biasanya mencapai 1 ton, bisa berkurang menjadi 400 kg per hektare dalam sekali panen (15 hari). Musim trek ini akan berakhir pada Maret atau April 2024," ujarnya.
Fadhli menuturkan musim trek memang dikhawatirkan petani kelapa sawit, karena dengan berkurangnya TBS, maka mempengaruhi pendapatan mereka.
Musim ini, kata dia, masih dapat dicegah dengan selalu memastikan asupan kebutuhan air di sekitar tanaman tetap cukup dan seimbang. Tetapi, juga tidak boleh berlebihan.
"Tanaman ini memerlukan asupan air yang cukup banyak. Maka jika pada musim kemarau hal ini dapat menjadi pemicu jika tidak ditanggulangi sebelumnya," katanya.
Selain itu, lanjut Fadhli, juga dapat dicegah dengan menanam tumbuhan yang mendukung perkembangan kelapa sawit itu sendiri, atau bisa memberikan pupuk organik agar keseimbangan airnya tetap terjaga.
"Tak hanya itu, masalah unsur hara pada tanah juga harus diperhatikan. Tanah adalah tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman," ujarnya.
Namun, tambah dia, petani kelapa sawit di Aceh sampai hari ini masih kesulitan mendapatkan pupuk subsidi untuk mengantisipasi musim trek tersebut. Karenanya, butuh perhatian besar dari pemerintah.
"Petani masih sulit mendapatkan pupuk subsidi. Seharusnya pemerintah memperhatikan nasib petani sawit selama musim trek ini, sehingga mereka tetap bisa menjaga produksi TBS nya masing-masing," demikian Fadhli Ali.
Baca juga: Sering tumpah dijalan, Apkasindo: Barsela butuh pelabuhan pengapalan CPO