Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Aceh menyatakan sebanyak 2.280 ternak sapi masyarakat sembuh dari penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Aceh Zalsufran di Banda Aceh, Rabu, mengatakan sebelumnya sebanyak 2.547 ternak sapi tertular PMK. Ribuan sapi tertular tersebut tersebar di berbagai kabupaten kota, di antaranya di Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, Kota Lhokseumawe, dan lainnya.
"Setelah kerja keras tim di lapangan, baik dari provinsi maupun kabupaten kota, sebanyak 2.280 ekor sapi yang sebelumnya terjangkit PMK dinyatakan sembuh," kata Zalsufran menyebutkan.
Baca juga: Pemkab: Simeulue nihil kasus PMK
Ia menyebutkan saat ini kasus PMK yang tersisa sebanyak 162 kasus. Sedangkan sapi dipaksa potong karena PMK sebanyak 14 ekor dan 91 ekor mati. Sapi yang dipaksa potong tersebut masih dapat dikonsumsi.
"Sapi yang terjangkit PMK tidak berbahaya dikonsumsi. Sapi yang terjangkit PMK seperti orang sariawan, sehingga tidak dapat makan. Sapi yang tidak makan menyebabkan perut kembung karena gas dan ini menjadi penyebab kematian," kata Zalsufran.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Aceh itu mengatakan pihaknya bersama tim kabupaten kota terus berjuang menuntaskan kasus PMK. Apalagi dalam waktu dekat ini masyarakat Aceh menghadapi tradisi meugang menyambut bulan suci Ramadhan.
"Tim di lapangan terus bekerja melakukan vaksinasi terhadap ternak-ternak yang sehat. Vaksinasi dilakukan untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku. Selain itu, tim di lapangan juga melakukan penyemprotan disinfektan terhadap kandang-kandang ternak," katanya.
Terkait bantuan 1.000 dosis vaksin bantuan Kementerian Pertanian, Zalsufran mengatakan vaksinasi vaksin tersebut sudah berjalan 74 persen. Vaksinasi vaksin PMK tersebut terus berjalan setiap harinya menyasar ternak-ternak masyarakat di berbagai kabupaten kota di Provinsi Aceh.
"Kami juga sudah mengajukan penambahan bantuan vaksin kepada Kementerian Pertanian RI sebanyak 59.200 dosis. Dosis yang diminta tersebut untuk memastikan ternak di Aceh terjaga dari penularan virus penyakit mulut dan kuku," kata Zalsufran.
Baca juga: 90 persen sapi terinfeksi PMK di Aceh Timur sudah sembuh