Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh mencatat tingkat transaksi digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di tanah rencong sudah mencapai Rp2,09 triliun.
"Sudah tercatat 17,03 transaksi dengan nominal Rp2,09 triliun hingga Desember 2024," kata Kepala Perwakilan BI Aceh, Agus Chusaini, di Banda Aceh, Selasa.
Dirinya mengatakan, perkembangan digitalisasi sistem pembayaran di Aceh sudah menunjukkan hasil positif. Hingga laporan terakhir Desember 2024, jumlah pengguna QRIS sudah mencapai 658.721 user, dengan total 17,03 transaksi.
Sementara itu, kata Agus, dari sisi merchant, yang mengimplementasikan QRIS sebagai alternatif pembayaran non-tunai di Aceh sudah dilakukan oleh sebanyak 178.926 pedagang atau pelaku usaha, dan didominasi usaha mikro.
"Berdasarkan klasifikasi usaha, share merchant QRIS terbesar disumbangkan oleh usaha mikro dengan jumlah 130.607 merchant atau 72,99 persen," ujarnya.
Baca: BI catat volume pembayaran QRIS di Aceh capai 14,49 juta transaksi
Agus menyebutkan, terdapat beberapa event yang telah mendukung atau berkontribusi terhadap perluasan penggunaan QRIS di Aceh pada 2024 lalu, mulai kegiatan lokal maupun skala nasional.
Diantaranya, event Sabang Marine Festival, Festival Ramadhan, Sambot Muharram Raya (penyambutan 1 muharram), pekan QRIS Nasional, serta yang terakhir pada PON Aceh-Sumut 2024.
"Dukungan digitalisasi pada event PON Aceh-Sumut dilaksanakan melalui penyelenggaraan QRIS corner pada Expo UMKM PON," katanya.
Dalam kesempatan ini, Agus menegaskan bahwa Bank Indonesia terus mendorong sinergi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk mempercepat digitalisasi ekonomi dan meningkatkan inklusi keuangan di Aceh.
Karena, lanjut dia, pembayaran secara digitalisasi ini sangat baik terhadap pertumbuhan perekonomian daerah. Maka, diharapkan juga kepada media massa dapat mengedukasi dan mendorong masyarakat agar bertransaksi secara digital.
"Digitalisasi ini perlu didorong untuk meningkatkan transparansi, lebih efisien karena ongkosnya lebih rendah, dan uang itu bisa digunakan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," demikian Agus Chusaini.
Baca: UMKM di Aceh Timur gunakan QRIS dukung PON XXI