Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara, Zulkarnaini di Lhoksukon, Selasa menyebutkan, sarana dan prasarana sekolah yang rusak itu berada di tiga TK, 18 SD dan 15 SMP yang tersebar di sejumlah kecamatan.
"Banjir telah menyebabkan kerusakan terhadap fasilitas sekolah di antaranya seperti pagar roboh, mobiler, kursi tamu, komputer, printer dan perangkat sound system, buku-buku di lemari dan termasuk rapor siswa juga ikut rusak," kata Zulkarnaini.
Selain itu, taman sekolah termasuk bunga di dalamnya juga mati. Namun terparah kerusakan terhadap fasilitas sekolah ini terjadi di SDN 24 dan SDN 1 Kecamatan Lhoksukon.
Banjir tidak hanya menyebabkan kerusakan pada fasilitas sekolah, tetapi para murid terpaksa diliburkan, termasuk ujian semester ganjil harus ditunda dan baru dilaksanakan pada Senin (11/12).
Dikatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pendataan lebih lanjut terhadap fasilitas sekolah yang rusak usai banjir. Sehingga, kata Zulkarnaini, pihaknya belum mengestimasikan kerugian ini ke rupiah.
"Ini menimbulkan kerugian yang cukup besar, tetapi kita belum estimasi kerusakan ini ke rupiah. Kalau taksiran saya, kerugiannya yang ditimbulkan bisa mencapai ratusan juta rupiah, bahkan bisa lebih ini," bebernya.
Dijelaskan, 3 unit TK dan 18 unit SD dan 15 SMP yang terendam banjir tersebut, tersebar di sejumlah kecamatan di Aceh Utara, di antaranya Kecamatan Lhoksukon, Pirak Timu dan Matang Kuli.
Seperti diketahui, banjir pada pekan pertama bulan Desember ini berdampak terhadap 23 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Utara.
Ribuan rumah, tambak ikan dan sawah petani tergenang banjir. Pemerintah setempat mencatat 21 ribu jiwa korban mengungsi ke tempat aman pada waktu itu.