"Sumber energi terbarukan dan berkelanjutan yang dimiliki Aceh luar biasa banyaknya. Tapi, belum dimanfaatkan dengan maksimal," katanya saat Sidang V Kaukus Pembangunan Berkelanjutan Aceh dengan tema "Menuju Aceh Hebat dalam Bingkai RPJMA Hijau" di Banda Aceh, Sabtu.
Sidang tersebut turut dihadiri antara lain Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah, sejumlah Anggota DPR Aceh, birokrat, aktivis lingkungan, mahasiswa, dan pemuda.
Sumber energi terbarukan di Aceh, kata Sarwono, di antaranya tenaga air dan surya.
Khusus tenaga air, menurut dia, potensinya cukup besar, karena wilayah hutan di Aceh masih luas dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.
Oleh karena itu, lanjut dia, Aceh sebenarnya tidak perlu membangun sumber energi yang sifatnya tidak berkelanjutan seperti menggunakan batubara, minyak, dan gas.
"Jadi, sebenarnya Aceh tidak perlu membangun sumber energi yang tidak berkelanjutan. Manfaatkan saja energi berkelanjutan yang potensinya luar biasa banyak di Aceh," katanya.
Karena itu, Aceh harus mampu menjaga kawasan hutannya agar tidak rusak.
"Kalau hutan Aceh dijaga dengan benar, maka nilainya bisa mencapai Rp400 triliun. Tapi, kalau tidak, maka nilainya hanya Rp200 triliun. Jadi, mana yang menguntungkan," kata Sarwono.
Sementara itu, Ketua Kaukus Pembangunan Berkelanjutan Aceh T Irwan Djohan mengatakan, ada sejumlah rekomendasi yang lahir dari sidang tersebut. Rekomendasi tersebut akan disampaikan kepada eksekutif dan legislatif sebagai masukan untuk pembangunan Aceh.
"Seperti apa yang disampaikan Bapak Sarwono, akan menjadi rekomendasi kami yang akan ditujukan pada rencana pembangunan Aceh, terutama terkait kawasan hutan yang merupakan sumber energi berkelanjutan," katanya.
Kaukus Pembangunan Berkelanjutan Aceh merupakan wadah politisi yang kini duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan membahas isu-isu terkini di luar konteks lembaga legislatif.
Wadah ini dibentuk Juli 2015 yang diinisiasi sejumlah politisi muda di DPR Aceh. Kaukus Pembangunan Berkelanjutan Aceh diketuai politisi muda Partai Nasdem T Irwan Djohan yang juga Wakil Ketua II DPR Aceh.