Kualasimpang, Aceh (ANTARA) - PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field di Aceh Tamiang mengaku hingga September 2019 berjalan telah melampaui target produksi minyak mentah dengan menembus 102 persen lebih dari yang ditetapkan sebesar 2.918 barel per hari (bph).
"Produksi sesuai laporan harian 3.012,5 bph, tapi target untuk tahunan kita sudah tercapai 102,2 persen. Karena target kita itu cuma 2.918 barel per hari," ucap Field Manager Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, Hari Widodo di Kualasimpang, Jumat.
Ia mengklaim, pihaknya yang merupakan unit bisnis PT Pertamina EP sudah mencatatkan kinerja cukup positif untuk rerata produksi harian sesuai yang ditetapkan pemerintah.
Angka produksi minyak mentah di atas 3.000 bph tersebut dihasilkan dari 124 sumur aktif di antaranya, yakni 80 sumur produksi, dan sisanya 44 sumur injeksi yang berada di Aceh Tamiang dan sekitarnya.
"Alhamdulillah, masih tercapai target. Paling rendah itu, produksi kita jangan sampai menyentuh angka 2.918 barel per hari. Jadi, minimal kita harus di atas angka itu," katanya.
Ia mengatakan produksi terbesar tersebut masih dihasilkan dari struktur sumur minyak di Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang yang mencapai angka 2.285,9 barel per hari dari total produksi di atas 3.000 bph.
Pertamina EP Asset 1 Rantau Field saat ini juga mengalami penurunan produksi yang terjadi secara alamiah, tapi upaya pihaknya menahan laju penurunan dengan melakukan kegiatan reparasi, reopening, reaktivasi sumur suspended, cased hole logging dan implementasi waterflood.
"Kita menginginkan produksi di Rantau Field ini, semakin baik. Memberikan keberkahan tidak hanya bagi Pertamina EP Rantau Field, tetapi masyarakat sekitar area operasi," tutur Hari Widodo.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bulan lalu mengatakan, pihaknya terus mengupayakan untuk mengembangkan eksplorasi migas guna menambah produksi.
"Eksplorasi terus dikembangkan, namun tidak bisa dengan mengandalkan lapangan yang sudah 'mature' saja," ujar Direktur Operasi SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman.
Ia mengatakan, pihaknya terus mencoba menemukan ladang-ladang migas baru guna dapat menambah produksi meski sulit. Pihaknya sedang mencari cara untuk dapat merealisasikan target produksi minyak mencapai satu juta barel per hari.
"Ini tantangan bagi para kontraktor migas untuk mencari penemuan besar," katanya.