Langsa, Aceh (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyantuni beberapa orang guru mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun dayah atau pesantren, terutama yang ikhlas mendidik anak-anak agar menjadi generasi berkarakter walau mereka hidup seadanya di Aceh.
"Para guru-guru ini, merupakan ujung tombak kemajuan bangsa dan agama. Salah satu di antaranya Fitriani (35), sosok guru sudah 15 tahun mengabdi di PAUD SPS Sayang Ibu," kata Staf Program ACT Aceh, Laila Khalidah melalui telepon seluler dari Langsa, Aceh, Jumat.
Ia menceritakan, Fitriani mendapat insentif tidak menentu setiap bulannya. Paling tinggi ia dapatkan cuma Rp500 ribu, dan bahkan besaran pendapatan itu terkadang terhitung cuma dalam enam bulan sekali pada PAUD tempat mengajar berada di Gampong (Desa) Lhuet, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya.
Baca juga: ACT Jatim dukung penambahan lumbung beras wakaf
Padahal ia terpaksa menjadi tulang punggung dikeluarganya, setelah ditinggal oleh suami tercinta. Dengan keadaan ekonomi seperti itu, guru PAUD ini harus mengurus keempat orang anaknya, dan ibunya sering mengalami sakit-sakitan akibat penyakit stroke yang diderita.
Pada Kamis (5/12), ACT Aceh melalui Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Jaya telah menyantuni Fitriani dibagian program Sahabat Guru Indonesia (SGI).
"Dengan adanya program ini, saya berharap bisa menambah modal usaha mengelola kios yang selama ini juga menjadi mata pencarian hidup, selain di PAUD," ungkap Fitriani.
Laila menyebut, ACT Aceh juga menyalurkan santunan kepada enam guru di Dayah Tgk Chik Disampang, Gampong Meunasah Tutong, Kecamatan Montasik, Aceh Besar.
Baca juga: ACT Aceh realisasikan sumur wakaf bagi guru ngaji difabel
Ia mengatakan, di pondok pesantren Tgk Chik Disampang memiliki ratusan santri dengan semangat mengajar belasan guru mengaji, terdapat banyak kisah yang mengharukan.
"Pengajar di sini selain mengajarkan ngaji ke santri, mereka juga bekerja dengan berbagai profesi. Dengan harapan melalui kepedulian bersama, semoga bisa menambah semangat mereka memberi ilmu agama," tutur dia.
Penyaluran santunan kepada guru tersebut, sebagai bentuk apresiasi ACT Aceh terhadap mereka karena telah mengabdikan dirinya demi menciptakan generasi berkarakter. "Guru-guru kita ialah sosok yang memiliki peran penting bagi murid-muridnya dalam menggapai mimpinya," terangnya.
Ke depan, ACT akan mengimplementasikan program SGI pada beberapa daerah di Aceh, seperti Banda Aceh, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang.
"Total guru yang disantuni nanti, mencapai 20 orang guru secara bertahap," ungkap Laila.