Banda Aceh (ANTARA) - Tim Siaga COVID-19 Kota Banda Aceh meminta pemerintahan gampong (desa) dan unsur terkait untuk memperketat pengawalan khususnya Orang Dalam Pemantauan (ODP), terutama menghadapi arus balik lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah atau tahun ini.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman di Banda Aceh, Ahad, mengatakan, hingga pekan ini Jumat (29/5), di Banda Aceh terdapat tiga warga positif menderita virus Corona jenis baru, dan dua orang telah sembuh serta satu orang lagi masih dirawat.
"Sementara ODP tersisa 15 orang, setelah 838 selesai dilakukan. Kalau yang berjumlah 16 orang, semua sudah sembuh," tegas dia.
Penegasan tersebut disampaikannya oleh Wali Kota Aminullah usai memimpin rapat dihadiri unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Banda Aceh, para camat, kepala Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK), dan pejabat terkait pekan ini.
"Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada terjadi transmisi lokal di kota kita. Berkat dukungan masyarakat dan seluruh stakeholders (pemangku kepentingan), COVID-19 terkendali di Banda Aceh. Hal ini harus kita pertahankan, salah satunya kita tadi sepakat dengan Tim Siaga COVID-19 untuk memperkuat pengawalan terhadap ODP di gampong-gampong," katanya.
Untuk itu, Aminullah meminta para camat di daerah berjuluk "Kota Serambi Mekkah" untuk berkoordinasi dengan para keuchik (kepala desa) di wilayahnya masing-masing.
"Pastikan setiap warga yang baru dari luar kota atau pendatang, menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Jika ada gejala klinis, segera hubungi tim medis untuk penanganan lebih lanjut," ucap dia.
Selain itu, wali mota meminta warganya untuk mewaspadai Orang Tanpa Gejala (OTG) yang menjadi carrier atau pembawa virus Corona, mengingat satu orang warga Banda Aceh terkonfirmasi positif.
Meski orang tersebut tidak memunjukkan gejala klinis, seperti demam, batuk, dan sesak nafas, pada Kamis (28/5).
Aminullah menjelaskan, OTG ini yang lebih berbahaya, karena bisa menularkan virus Corona secara diam-diam dan tanpa diketahui oleh banyak orang.
"OTG ini tidak terdeteksi dan bisa saja ia tidak menyadari apapun, kecuali diuji medis baik rapid test maupun swab. Oleh karenanya, kita harus lebih waspada terutama terhadap orang yang baru saja pulang dari luar kota," terang Aminullah.
Terkait dengan kebijakan "new normal" dalam menghadapi pandemi Corona pihaknya, kata Aminullah, menunggu arahan dari pemerintah provinsi dan pusat.
"Meski begitu, kita tetap mempersiapkan diri menuju new normal dengan menyusun rencana aksi. Mulai dari penyelenggaraan pendidikan, ekonomi, seperti pasar, warkop, dan aktivitas perkantoran, serta sektor-sektor lain," ujarnya.
Pada rapat yang bertepatan dengan hari terakhir penetapan status tanggap darurat skala provinsi untuk menangani pandemi Corona itu, juga dipaparkan kerja-kerja yang sudah dilakukan Pemko Banda Aceh dan Tim Siaga Covid-19
"Terkait refocusing anggaran ada penambahan dari Rp19 miliar menjadi Rp24,7 miliar, dan realisasinya per 28 Mei 2020 mencapai Rp7,3 miliar yang kita gunakan untuk pengadaan paket sembako, peralatan dan perlengkapan disinfektan, serta biaya-biaya lainnya," kata wali kota.
Adapun berbagai hal yang sudah dilakukan, di antaranya penyemprotan disinfektan di tempat publik termasuk rumah ibadah, pemberian diskon tagihan PDAM, penyelenggaraan rapid test, dan pembagian paket Sembako dan masker. "Perwal wajib masker juga sudah kita keluarkan beberapa waktu yang lalu," ujarnya.
Di sisi lain, lanjutnya, upaya sosialisasi dan mengedukasi kepada masyarakat secara gencar terus dilakukan.
"Bahkan Banda Aceh termasuk yang paling aktif, jika dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Kalau publikasi via media massa, Kota Banda Aceh dan wali kotanya bahkan nomor satu paling banyak pemberitaan tentang COVID-19," sebut Wali Kota Aminullah.