Berlin (ANTARA) - Wakil Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut Presiden Belarus Alexander Lukashenko sebagai seorang diktator yang kehilangan dukungan rakyatnya, Minggu.
Ia juga memperingatkan Moskow agar tidak melakukan intervensi supaya Lukashenko tetap berkuasa.
Warga Belarus yang meneriakkan "Mundur!" memadati pusat Ibu Kota Minsk pada Minggu, dalam aksi protes terbesar sejauh ini terhadap apa yang menurut demonstran sebagai pemilihan ulang yang curang dari presiden lama.
"Ini diktator yang jahat dan oleh sebab itu ia membutuhkan pernyataan yang jelas dan bahasa yang terang," kata Scholz, yang sekaligus menjadi menteri keuangan Jerman, kepada situs surat kabar Bild.
Para penentang Lukashenko, yang berkuasa selama 26 tahun, menuding pemilu presiden dicurangi untuk mengaburkan fakta bahwa ia telah kehilangan dukungan publik. Sedikitnya dua demonstran tewas dan ribuan lainnya ditangkap dalam tindakan keras oleh otoritas pascapemilu.
"Saya sangat yakin bahwa presiden ini tidak lagi mempunyai legitimasi, kalau tidak, ia tidak akan memerintah dengan kekuatan brutal dan luar biasa," kata Scholz, yang merupakan calon dari Sosial Demokrat untuk menggantikan Kanselir Angela Merkel.
Ditanya apa yang akan dilakukan agar Rusia tidak campur tangan, Scholz menjawab: "Intervensi militer di negara lain sama sekali tak dapat diterima dan melanggar semua aturan yang telah kita buat sendiri di bawah hukum internasional."
Rusia mengatakan akan memberi Lukashenko bantuan militer jika diperlukan.
Sumber: Reuters
Wakil kanselir Jerman sebut presiden Belarus diktator
Senin, 17 Agustus 2020 9:08 WIB