Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Perhubungan Aceh menyebutkan enam pelayaran perintis yang disubsidi Kementerian Perhubungan melayani penyeberangan ke sejumlah pulau terluar di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Aceh Mahyus Syafril di Banda Aceh, Jumat, mengatakan pelayaran perintis tersebut untuk mendukung akses transportasi dari daratan ke pulau-pulau terluar di Aceh.
"Ada enam pelayaran perintis, dua di antaranya dimulai sejak beberapa tahun terakhir. Sedangkan empat lainnya sudah berlangsung lama. Pelayaran ini mendapat subsidi Kementerian Perhubungan," kata Mahyus Syafril.
Enam pelayaran perintis tersebut yakni Singkil-Pulau Simeulue, Meulaboh-Pulau Simeulue, Singkil-Pulau Nias di Sumatera Utara, Ulee Lheue-Pulau Nasi. Serta Calang-Pulau Simeulue dan Ulee Lheue-Pulau Beras.
Mahyus Syafiril menyebutkan pelayaran perintis Calang di Aceh Jaya ke Pulau Simeulue merupakan jalur alternatif untuk mengantisipasi persoalan gagalnya kapal penyeberangan merapat di Pelabuhan Kuala Bubon, Meulaboh, Aceh Barat, karena gelombang tinggi.
Karena gagal merapat, kapal yang melayani pembelian Pulau Simeulue-Meulaboh, akhirnya terpaksa berlabuh di Pelabuhan Labuhan Haji, Aceh Selatan. Akibatnya, penumpang tujuan Banda Aceh semakin jauh tempuhnya.
"Kebanyakan, penumpang kapal penyeberangan dari Pulau Simeulue tujuannya ke Banda Aceh. Karena itu, diusulkan pelayaran perintis Calang-Pulau Simeulue," kata Mahyus Syafril.
Sedangkan pelayaran perintis ke Pulau Beras, untuk meningkatkan mobilisasi angkutan barang dan penumpang. Sebab, selama ini transportasi ke pulau terluar di Aceh Besar itu, hanya dilayani kapal motor masyarakat yang berukuran kecil.
"Pelayaran perintis tersebut membuka akses transportasi kepulauan ke daratan Aceh, sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat. Termasuk mobilisasi logistik atau kebutuhan masyarakat dari daratan ke pulau-pulau tersebut," kata Mahyus Syafril.