Banda Aceh (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh dr Azharuddin menyebutkan dalam momentum peringatan Hari Dokter Nasional 2020 ini, paramedis bukan lagi menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19.
Hal tersebut, kata Azharuddin, terjadi apabila masyarakat terus-terusan tidak disiplin terhadap protokol kesehatan, terutama menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan atau 3M.
"Sekarang tidak tepat lagi medis disebut garda depan, yang benar adalah medis ada di garda belakang, karena jika masyarakat dan semua stakeholder lainnya sudah tidak lagi mematuhi 3M dengan konsisten maka akan banyak pasien yang harus dirawat di rumah sakit," kata Azharuddin di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menjelaskan, hingga kini COVID-19 Aceh masih sangat mengkhawatirkan sehingga pada sejak medio Oktober 2020 Aceh masuk dalam daftar 10 provinsi dengan prioritas penanganan wabah virus corona.
"Artinya Aceh sudah pada tahapan yang perlu upaya maksimal untuk memperbaiki kondisi, sehingga nasional menugaskan kepala BNPB ke Aceh, yang minggu-minggu berikutnya terus dikunjungi tim lengkap Kemenkes RI dibawah pimpinan dr Mariya Mubarika," ujarnya.
Menurut Azharuddin, Aceh memang harus bekerja keras dalam menangani COVID-19 dengan berbagai alasan. Salah satunya tingkat kesadaran masyarakat dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan masih rendah, abai, dan bahkan ada warga yang tidak percaya tentang adanya COVID-19.
"Bahasa saya sejak April sudah meminta agar masyarakat tidak tungang (bandel, red), namun fenomena hari-hari bisa kita lihat seperti apa Aceh dalam tiga hal seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak yang masih lemah," ujarnya.
Karena alasan itulah, menurut Azharuddin, paramedis yang berjuang menangani COVID-19 selama ini tidak lagi berada di garda terdepan, melainkan garda belakang.
Maka, lanjut dia, untuk saat ini masih relevan jika semua bersama-sama mengambil peran apapun dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Tanah Rencong.
"Upaya patuhi 3M, jangan sampai sakit, yang sakit jangan sampai berat, yang berat jangan sampai kritis, dan yang kritis diupayakan bisa tertolong atau seminimal mungkin yang meninggal, ini adalah ikhtiar kita semua," ujarnya.