Calang (ANTARA) - Tinggal di rumah layak huni dengan kasur empuk menjadi dambaan khususnya bagi mereka yang sudah lanjut usia, namun tidak dengan Nek Fatimah warga Desa Alue Thoe Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya.
Di usia yang sudah memasuki 77 tahun lebih ia harus tinggal di rumah tidak layak huni bersama satu orang anaknya Bahtiar (49) yang hanya bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu.
Miris memang, di dalam rumah berukuran sedang dengan berdinding papan yang sudah mulai dimakan usia tersebut tidak ada peralatan rumah tangga yang layak, bahkan tempat tidur Fatimah pun hanya beralaskan terpal seadanya.
Di tengah keterhimpitan ekonomi melanda ditambah wabah COVID-19 yang berkepanjangan membuat ekonomi masyarakat bahwa terus tertekan, Bahtiar (49) anak Fatimah harus banting tulang untuk menghidupi keseharian keluarga.
“Kerja Saya Menderes getah karet di kebun orang lain, untuk pendapatan tidak menentu,” kata Bahtiar saat di temui di rumahnya.
Ia juga tidak menepis jika ada pemberian bantuan dari pemerintah daerah selama ini, baik Raskin, bantuan lansia untuk ibunya, itu juga membuat dia merasa sedikit lega.
“Bantuan dari pemerintah ada diberikan, kalau harapan ya rumah, sudah tidak layak,” jawabnya singkat.
Sekretaris Desa Alue Thoe Mahajir saat dikonfirmasi menyampaikan kalau untuk pembuatan proposal yang ditujukan kepada Pemerintah Daerah belum pernah dilakukan, namun mereka pernah mengusulkan dalam Dana Desa.
“Dalam tahun 2020 pernah kita usulkan direhab menggunakan Dana Desa, namun pemilik menyampaikan jangan dulu karena tidak ada tempat tinggal lainnya apalagi mamaknya sudah tua tidak ada tempat tinggal lain, sehingga dialihkan ke orang lain,” kata Mahajir
Mahajir menambahkan kalau untuk ke depan juga akan di usulkan, namun juga akan melihat anggaran Dana Desa terlebih dahulu karena selama ini banyak pemotongan untuk BLT.
“Kemungkinan rumah layak huni juga akan kita bangun tahun depan, untuk saat ini di Desa kami ada 3-4 rumah yang masih ada dan sudah tidak layak huni,” kata Mahajir.
Sementara itu Wakil Bupati Aceh Jaya Tgk Yusri yang sempat mengunjungi langsung rumah tersebut saat memberikan bantuan Aslureti mengatakan merasa miris melihat rumah tersebut.
“Salah satu manfaat Aslureti atau uang lanjut usia adalah bisa kita antar langsung ke rumah-rumah, dan kami baru tahu kondisi seperti ini, saat kami kunjungi ke rumah salah seorang orang tua tersebut memang sudah tidak layak lagi untuk di huni, dan sangat memprihatinkan,” kata Tgk Yusri.
Ia juga sempat memerintahkan aparatur Desa untuk dapat membuat proposal terhadap pembangunan rumah tersebut yang ditujukan kepada Baitul mal Aceh Jaya.
“Kepada aparatur desa untuk dapat membuat proposal terkait pembangunan rumah tersebut yang ditujukan kepada baitul mal, dan kita lihat juga nanti kalau anggaran tidak habis kepada wabah COVID-19 nanti bisa di pakai anggaran Desa,” kata Wakil Bupati.
Ia juga berharap kepada pemilik rumah untuk bersabar sementara waktu sampai waktu rumah tersebut dapat dibangun dengan layak.
“Kami berharap dapat bersabar, kami pemerintah daerah terus berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir rumah tidak layak huni seperti ini, apalagi saat ini menurut laporan di Desa Alue thoe tidak ada lagi rumah yang lebih parah dari pada ini,” kata Tgk Yusri.