Calang (ANTARA) - Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Calang, yang dibangun di Desa Panton Makmur Batee Tutong Aceh Jaya makngkrak sejak tahun 2018 lalu, tanpa diketahui kapan akan dibangun kelanjutannya.
Amri Salah seorang Nelayan setempat menyampaikan kalau Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sangat dibutuhkan oleh para nelayan di Aceh Jaya.
“Harapan kita memang dilanjutkan lagi pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) tersebut, karena para nelayan sangat membutuhkan,” kata Amri, rabu.
Ia menjelas jikapun dibangun kembali harus dilakukan dengan menggunakan batu gajah tidak cocok dengan tiang pancang seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu.
“Kalau dibangun harus di gunakan batu gajah disana, karena dibawahnya itu ada karang atau batu keras,” kata Amri.
Hal sama juga disampaikan Geuchik Panton Makmur, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya, Achliudin mengaku belum mengetahui kapan pembangunannya akan dilanjutkan.
"Warga dan para nelayan sangat membutuhkan PPI ini, karena dengan adanya PPI ini aktivitas nelayan akan meningkat serta bot nelayan ukuran 70 GT pun sudah bisa sandar disini," Kata Achliudin.
Ia menjelaskan kalau manfaatnya jika dibangun tersebut tidak hanya dirasakan oleh para nelayan Calang saja, tapi semua nelayan lintas Calang bisa singgah jika PPI ini, serta perputaran ekonomi di Calang semakin meningkat.
"Yang jelas PPI ini sangat dibutuhkan, apalagi kebutuhan ikan sudah meningkat, ya otomatis prasarana juga harus didukung untuk menjawab kebutuhan pasar," pungkas Keuchik Achliuddin.
Sementara itu Mantan Kepala Dinas Perikanan Aceh Jaya Saiful Bahri saat dihubungi antara menjelaskan kalau pembangunan tersebut dilakukan menggunakan dana Otsus tahun 2018 lalu.
“ Itu dibangun menggunakan dana Otsus di provinsi waktu itu dana otsus kan di tarik keProvinsi sehingga semua dikelola oleh provinsi, namun setau saya itu sudah diputuskan kontrak dulu karena tidak siap,” kata Saiful Bahri.
Ia menambahkan kalau untuk kelanjutannya pihaknya pernah mengusulkan kembali ke Pusat menggunakan dana APBN namun hingga saat ini tidak diketahui lagi sejauh mana kelanjutannya.
“Dulu semasa saya pernah kita usulkan pembangunan menggunakan dana Pusat bahkan juga sudah kita bawa dokumen amdalnya, namun bagaimana kelanjutannya tidak terpantau lagi dengan saya karena saya,” kata Saiful Bahri.