Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. DR. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P(K), menuturkan, booster vaksin atau dosis ketiga vaksin COVID-19 menjadi sebuah harapan baru bagi tenaga kesehatan.
"Di mana-mana di seluruh dunia sudah mulai terlihat booster vaksin cukup baik untuk memberikan hasil peningkatan yang menetap dan cukup tinggi kadarnya dari tiap-tiap individu. Maka booster vaksin sekarang menjadi sebuah harapan baru dan Indonesia sudah mulai masuk di situ," tutur dia dalam sebuah webinar kesehatan, Minggu.
Menaldi mengatakan, dosis ketiga vaksin yang beberapa waktu lalu diberikan pada 50 Guru Besar Fakultas Kedokteran juga akan segera diterima pada semua tenaga kesehatan yang setiap hari bekerja dengan kasus-kasus COVID-19 berat. Ini merupakan kali pertama pemberian booster vaksin dan menggunakan vaksin berbeda dari sebelumnya.
"Kemarin hanya 50, Guru Besar kita lebih banyak dari itu, cuma 50 vaksin disiapkan. Karena sebetulnya vaksin tersebut juga disiapkan untuk semua tenaga kesehatan melihat banyak berguguran tenaga kesehatan akhir-akhir ini sehingga harus diperkuat karena mereka yang bekerja setiap hari dengan kasus-kasus yang berat," tutur Menaldi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Moh. Adib Khumaidi mengatakan, booster vaksin akan diberikan pada tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan dua dosis suntikan vaksin sebelumnya.
Terkait teknis pelaksanaannya nanti seperti apa, dia akan terus memperbaharui informasinya sembari berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
"Untuk booster sudah disiapkan yang sudah pernah dua kali vaksin. Teknisnya seperti apa, kami belum dapat update informasi dari Kementerian Kesehatan, kami akan koordinasikan di lapangan. Tetapi yang jelas, prosesnya sama seperti pada vaksinasi sebelumnya," kata dia.
Sebelumnya, pada Jumat (16/7), sebanyak 50 Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mendapat suntikan vaksin dosis ketiga atau booster vaksin Moderna asal Amerika Serikat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berharap, vaksinasi serupa juga dapat diikuti tenaga kesehatan lainnya tanpa ragu.
Dia mengatakan, pelaksanaan vaksinasi booster untuk tenaga kesehatan ini akan lebih mudah mengingat tempat kerja mereka dilengkapi fasilitas kesehatan yang menunjang.