"Tarif listrik untuk industri tidak naik bahkan kemungkinan akan turun karena ada efisiensi sekian triliun (rupiah,red)," kata Presiden Jokowi ketika meresmikan pengoperasian Terminal Penerimaan dan Regasifikasi oleh PT Perta Arun Gas di Lhokseumawe, Aceh, Senin.
Presiden menyesalkan adanya pemberitaan yang seolah-olah pemerintah akan menaikkan tarif listrik untuk industri.
"Ini bahaya karena pengusaha tidak mau melakukan investasi,
Semua industri takut dengan kenaikan tarif listrik," katanya.
Ia menyebutkan telah meminta kepada pihak terkait agar efisiensi yang berhasil dilakukan diarahkan untuk menurunkan tarif listrik untuk industri.
"Ini agar industri tumbuh sehingga pengangguran dan kemiskinan dapat dikurangi," katanya.
Terkait dengan pengoperasian terminal penerimaan dan regasifikasi di eks PT Kilang Arun, Presiden meminta Menteri ESDM
Sudirman Said agar fasilitas tersebut bermanfaat bagi masyarakat Aceh.
"Fasilitas ini sudah ada sejak tahun 1970-an, dengan luas lahan sekitar 2.000 hektare," katanya.
Menurut dia, dengan adanya pasokan gas maka menjadi mudah bagi pemerintah daerah mengundang investor masuk.
"Gas lebih murah dan di sini siap sehingga mendorong industri masuk gampang, semua ada di Aceh, saya ingin industri perikanan dan bahan baku agar dapat segera dibangun di Aceh ini," katanya.
Sementara terkait dengan operasi pabrik kertas PT Kraft Aceh yang berhenti sekitar 15 tahun, Presiden meminta agar pabrik itu dapat dioperasikan kembali.
"Masalahnya adalah suplai bahan baku yang sebenarnya dapat diatasi dengan suplai dari hutan yang dikelola masyarakat," katanya.
Menurut dia, sekarang ini banyak kayu untuk bahan baku kertas yang tidak harus menunggu 15 tahun. Banyak pohon cepat tumbuh dan menghasilkan seperti pinus dan albasia. Selain itu di Aceh banyak lahan untuk keperluan itu.
Kurs rupiah
Sementara itu terkait pelemahan rupiah akhir-akhir ini, Presiden mengatakan fundamental ekonomi Indonesia cukup baik.
"Kita memang harus waspada tapi fundamental ekonomi baik, inflasi rendah, IHSG naik, pasar obligasi baik. Pelemahan kurs rupiah lebih karena karena faktor global, semua negara mengalaminya," katanya.
Ia menyebutkan pemerintah selalu berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk mengetahui perkembangan ekonomi termasuk kurs rupiah.
"Semua negara mengalami, kita tetap waspada tetapi tetap tenang," kata Presiden Jokowi.