Aceh Timur (ANTARA) - Pihak Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur mengatakan telah melakukan pengecekan terhadap gelembung atau tumpahan minyak yang bocor dari sumur milik PT Pertamina di perairan Selat Malaka lepas pantai Kuala Idi, Aceh Timur, Provinsi Aceh.
“Kita telah mengecek apakah ada tumpahan minyak sampai ke darat atau tidak. Setelah kita lakukan patroli hingga kini belum terlihat ada tumpahan minyak yang menyebar ke wilayah seputaran pantai Idi rayeuk dan sekitarnya,”kata Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro melalui Kepala Satuan Polisi Air Iptu Zainurrusydi di Idi, Kamis.
Iptu Zainurrusydi mengakui kebocoran sumur bor sehingga menyebabkan tumpahnya minyak tersebut diakuinya sudah terjadi sejak (8/8) berdasarkan laporan nelayan. Dan itu terjadi di sekitar 28 sampai 30 mil laut jaraknya dari Bibir pintu masuk Kuala Idi atau sekitar lebih kurang 50 km.
“Kemudian info yang kita terima pihak Pertamina juga sudah menanganinya. Dan kita juga tidak dilibatkan untuk kelokasi , tapi kita hanya patroli rutin aja di seputaran pantai wilayah Idi untuk mengecek apakah ada tumpahan minyak hingga ke darat,”kata Iptu Zainurrusydi.
Sementara Senior Manager Relations Pertamina Subholding Upstream Regional Sumatera Yudy Nugraha membenarkan adanya gelembung gas dengan sebaran oil sheen (lapisan tipis minyak) di permukaan laut di perairan Selat Malaka lepas pantai Kuala Idi.
Tim Penanganan Keadaan Darurat (PKD) Pertamina EP Field Pangkalan Susu telah melakukan berbagai upaya penanganan seperti pengecekan lokasi, melakukan pemetaan sebaran lapisan tipis minyak, dan mencari sumber munculnya gelembung gas.
Indikasi gelembung gas ditemukan berasal dari sumur H-4 Langsa Offshore yang berlokasi sekitar 30 mil laut dari pantai Kecamatan Kuala Idi.
“Sumur tersebut dulu dikelola oleh Technical Assistance Contract (TAC) Blue Sky dan telah ditutup sejak November 2017,” kata Yudi.
PEP Pangkalan Susu sampai saat ini telah mengerahkan 13 kapal untuk melakukan pembersihan lapisan tipis minyak dengan menggunakan oil boom (alat untuk melokalisir sebaran film minyak di air) dan oil skimmer (alat untuk memisahkan minyak di air).
Selain itu juga telah digunakan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk melihat penyebab munculnya gelembung gas di bawah laut.
Selanjutnya, PEP Pangkalan Susu telah dilakukan langkah-langkah untuk menghentikan gelembung gas dan membersihkan lapisan tipis minyak di sekitar area sumur.
“Saat ini, penanganan sedang berjalan dan dilakukan dengan cepat dan intensif serta tetap mengutamakan keselamatan kerja,” ujar Yudy.
Meskipun sudah ditangani, pihaknya terus melakukan pemantauan melalui udara dan satelit mengikuti Model Tumpahan Minyak, serta melakukan pengecekan langsung di pesisir pantai.
“Hingga hari ini lapisan tipis minyak tidak mengarah ke daratan dan sudah berhasil dilokalisir,” kata Yudy.
Selain itu, PEP Pangkalan Susu juga telah melakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan Ditjen Migas, SKK Migas, BPMA, Lanal Lhokseumawe, KKP, DLHK, serta pemangku kepentingan lainnya.
"Termasuk kami juga berkolaborasi dengan pihak eksternal yang memiliki kapabilitas menangani hal ini," kata Yudi menambahkan.
Ini kata polisi terkait tumpahan minyak di Selat Malaka
Kamis, 2 September 2021 17:04 WIB