Aceh Timur (ANTARA Aceh) - Nelayan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam kembali menyelamatkan pengungsi etnis Rohingya asal Myanmar di wilayah perairan Kabupaten Aceh Timur.
Mereka ditemukan oleh nelayan saat mengapung-ngapung di lautan, Rabu dinihari.
Diperkirakan jumlah pengungsi yang kembali ditemukan tersebut mencapai sekitar 400 jiwa lebih, mereka terdiri atas anak-anak, wanita, remaja, dan juga pria dewasa. Saat ditemukan kondisi para imigran itu terlihat lemah dan ada yang sakit.
Berdasarkan informasi yang diterima ANTARA dari warga setempat, mesin perahu motor yang membawa imigran tersebut tidak berfungsi sehingga harus ditarik dengan perahu motor kecil milik nelayan ke Kuala Geuleumpang, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur.
Hasan Ali, salah seorang pengungsi yang bisa berbahasa Melayu kepada warga setempat mengatakan bahwa mereka sudah terdampar di lautan selama sekitar tiga bulan dengan perbekalan yang sangat tidak memadai.
Mereka lari dari negaranya karena konflik rasial dan ketika berada di laut mereka kehabisan bekal dan terombang-ambing sebelum akhirnya ditemukan dan diselamatkan oleh nelayan Aceh.
Nelayan Aceh pada tahap awal sudah menyelamatkan sebanyak 30 jiwa pengungsi Rohingya dan didaratkan di Desa Simpang Lhee, Kecamatan Julok.
Sebagian besar sisanya masih di dalam perahu dan sedang ditarik perahu motornya oleh tujuh perahu kecil milik nelayan setempat.
Pada 5 Mei lalu, sebanyak 500 pengungsi etnis Rohingya dan Bangladesh diselamatkan di perairan Kecamatan Senuddon, Aceh Utara. Selanjutnya pada 10 Mei, kembali ditemukan sebanyak 700 orang pengungsi dan diselamatkan nelayan ke Kuala Langsa, Kota Langsa.
Mereka ditemukan oleh nelayan saat mengapung-ngapung di lautan, Rabu dinihari.
Diperkirakan jumlah pengungsi yang kembali ditemukan tersebut mencapai sekitar 400 jiwa lebih, mereka terdiri atas anak-anak, wanita, remaja, dan juga pria dewasa. Saat ditemukan kondisi para imigran itu terlihat lemah dan ada yang sakit.
Berdasarkan informasi yang diterima ANTARA dari warga setempat, mesin perahu motor yang membawa imigran tersebut tidak berfungsi sehingga harus ditarik dengan perahu motor kecil milik nelayan ke Kuala Geuleumpang, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur.
Hasan Ali, salah seorang pengungsi yang bisa berbahasa Melayu kepada warga setempat mengatakan bahwa mereka sudah terdampar di lautan selama sekitar tiga bulan dengan perbekalan yang sangat tidak memadai.
Mereka lari dari negaranya karena konflik rasial dan ketika berada di laut mereka kehabisan bekal dan terombang-ambing sebelum akhirnya ditemukan dan diselamatkan oleh nelayan Aceh.
Nelayan Aceh pada tahap awal sudah menyelamatkan sebanyak 30 jiwa pengungsi Rohingya dan didaratkan di Desa Simpang Lhee, Kecamatan Julok.
Sebagian besar sisanya masih di dalam perahu dan sedang ditarik perahu motornya oleh tujuh perahu kecil milik nelayan setempat.
Pada 5 Mei lalu, sebanyak 500 pengungsi etnis Rohingya dan Bangladesh diselamatkan di perairan Kecamatan Senuddon, Aceh Utara. Selanjutnya pada 10 Mei, kembali ditemukan sebanyak 700 orang pengungsi dan diselamatkan nelayan ke Kuala Langsa, Kota Langsa.