Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Husaini Setiawan meminta Pemerintah untuk tidak mendeportasi para pengungsi Rohingya.
"Apabila mereka di deportasi maka tidak ada jaminan keselamatan, karena saat ini sedang terjadi pembantaian terhadap umat Islam di Negara Myanmar," ujar Husaini Setiawan di Lhokwemawe, Minggu.
Husaini menambahkan, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat harus memberikan solusi-solusi yang terbaik bagi para pengungsi Rohingya yang terdampar ke wilayah Aceh beberapa waktu lalu.
Mereka semua adalah orang Islam, maka kita harus berpangku tangan untuk saling menolong. Setiap manusia memiliki hak untuk hidup, maka nyawa-nyawa para pengungsi Rohingya harus diselamatkan.
"Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah selamatkan nyawa mereka, kemudian berikan penampungan yang layak bagi para pengungsi Rohingya. Dan diperkirakan 3.000 etnis Rohingya masih terapung dilaut," ujarnya.
Menurut Husaini, pembantaian terhadap etnis Rohingya ini merupakan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, karena pembantaian itu dilakukan secara semena-mena tanpa ada rasa kemanusiaan.
"Kalau pembantaian itu masih saja terus terjadi, maka cabut saja nobel perdamaian yang diberikan kepada tokoh oposisi Myanmar, Aung San Suu kyi karena tidak ada kedamaian disana," tutur Husaini.
Politisi PDIP itu juga meminta kepada Pemerintah Aceh untuk memperlakukan para pengungsi Rohingya dengan baik, cukup banyak dana-dana sosial yang bisa gunakan untuk membantu para manusia perahu itu.
Tambahnya lagi, saat tsunami Aceh banyak negara-negara sahabat yang membantu Aceh. Maka kini Aceh juga harus menunjukkan kepada dunia, karena telah melakukan langkah-langkah kemanusiaan.
"Saya sangat bangga kepada masyarakat Aceh karena rasa kemanusiaannya yang cukup tinggi, saat membantu para pengungsi Rohingya yang sudah berbulan-bulan berada dilaut," kata Husaini.
"Apabila mereka di deportasi maka tidak ada jaminan keselamatan, karena saat ini sedang terjadi pembantaian terhadap umat Islam di Negara Myanmar," ujar Husaini Setiawan di Lhokwemawe, Minggu.
Husaini menambahkan, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat harus memberikan solusi-solusi yang terbaik bagi para pengungsi Rohingya yang terdampar ke wilayah Aceh beberapa waktu lalu.
Mereka semua adalah orang Islam, maka kita harus berpangku tangan untuk saling menolong. Setiap manusia memiliki hak untuk hidup, maka nyawa-nyawa para pengungsi Rohingya harus diselamatkan.
"Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah selamatkan nyawa mereka, kemudian berikan penampungan yang layak bagi para pengungsi Rohingya. Dan diperkirakan 3.000 etnis Rohingya masih terapung dilaut," ujarnya.
Menurut Husaini, pembantaian terhadap etnis Rohingya ini merupakan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, karena pembantaian itu dilakukan secara semena-mena tanpa ada rasa kemanusiaan.
"Kalau pembantaian itu masih saja terus terjadi, maka cabut saja nobel perdamaian yang diberikan kepada tokoh oposisi Myanmar, Aung San Suu kyi karena tidak ada kedamaian disana," tutur Husaini.
Politisi PDIP itu juga meminta kepada Pemerintah Aceh untuk memperlakukan para pengungsi Rohingya dengan baik, cukup banyak dana-dana sosial yang bisa gunakan untuk membantu para manusia perahu itu.
Tambahnya lagi, saat tsunami Aceh banyak negara-negara sahabat yang membantu Aceh. Maka kini Aceh juga harus menunjukkan kepada dunia, karena telah melakukan langkah-langkah kemanusiaan.
"Saya sangat bangga kepada masyarakat Aceh karena rasa kemanusiaannya yang cukup tinggi, saat membantu para pengungsi Rohingya yang sudah berbulan-bulan berada dilaut," kata Husaini.