Humas PT PLB Hadi Sukoco di Meulaboh, Minggu mengatakan saat ini manajemen perusahaan tersebut berfokus pada pengembangan kebun plasma karena sudah tidak ada lagi lahan yang dapat dikembangkan untuk perkebunan perusahaan.
"Untuk pengembangan kebun sawit perusahaan itu sudah sangat kecil, apalagi sudah tidak ada lahan karena itu untuk mencukupi kebutuhan bahan baku pengembanganya di sana mengangkat rakyat pola kemitraan," katanya dalam sebuah jamuan buka puasa bersama PT Astra Agro Lestari Tbk dengan sejumlah wartawan di wilayah kerja Barat selatan Aceh.
Selain untuk mencukupi tersedianya bahan baku tandan buah segar (TBS) untuk ditampung dan diolah pada perusahaan, dibangunnya kebun plasma tersebut juga sebagai bentuk tangung jawab perusahaan membina masyarakat sekitar.
Hadi Sukoco menyatakan, di Kabupaten Aceh Singkil berjarak sekitar 250 kilometer arah timur Meulaboh, Aceh Barat, itu terdapat sekitar empat perusahaan besar bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit sehingga sudah tidak ada lahan untuk pengembangan.
Terlabih lagi dalam aktivitasnya masyarakat Aceh Singkil yang mayoritas adalah petani kelapa sawit dan nelayan itu selalu terkendala dalam mendapatkan bibit unggul dan pupuk untuk pemeliharaan kelapa sawit sendiri sehingga cukup tepat bila petani memiliki bapak angkat.
"Kita-kita inilah dari perusahaan jadi bapak angkat petani sawit, jadi dengan adanya pola kemitraan petani dengan perusahaan itu akan mempermudah mereka mendapatkan bibit maupun pupuk," katanya.
Membangun kebun plasma selain tangung jawab perusahaan juga amanah Undang-Undang yang mesti dilaksanakan setiap perusahaan wajib menyediakan 20 persen kebun plasma dari total area PT PLB di Aceh Singkil mencapai 6.000 hektare.
Lebih lanjut dikatakan, besar harapan masyarakat yang mendapat pembinaan dari managemen perusahaan tersebut mampu berproduksi 25 ton/hektar setara dengan hasil produksi milik perusahaan sehingga pendapatan masyarakatpun meningkat.
Selain itu untuk peluang pasar penampungan kelapa sawit di Aceh Singkil sangat besar, dikawasan tersebut banyak perusahaan yang bersedia menampung produksi petani sesuai dengan standar harga terkini TBS.
"Selain kita mengejar keuntungan kita juga berkomitmen melakukan pembinaan terhadap petani sekitar biar terangkat kehidupannya. Moto kami sejahtera bersama bangsa, bukan hanya perusahaan yang sejahtera tapi masyarakat juga ikut sejahtera," katanya menambahkan.