Lhokseumawe (ANTARA) - PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) kembali mengoperasikan pabrik amonia yang sempat berhenti sejak 10 tahun lalu akibat terhentinya pasokan bahan baku dan kendala teknis di lapangan.
Direktur Operasi dan Produksi PT PIM Jaka Kirwanto di Lhokseumawe, Selasa, mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan percobaan reaktivasi pabrik amonia PIM-1 pada April 2021 dan mulai dioperasikan Sabtu (29/1).
"Ini merupakan suatu pencapaian baru, mengingat pengoperasian pabrik tersebut bukanlah hal mudah, mengingat sudah lama tidak aktif dan menjadi kado terindah bagi perusahaan yang berulang tahun ke-40 pada 24 Januari lalu," kata Jaka Kirwanto.
Jaka Kirwanto mengatakan pengaktifan pabrik amonia PIM-1 tersebut merupakan dorongan jajaran manajemen perusahaan dan arahan pemegang saham badan usaha milik negara tersebut.
Menurut Jaka Kirwanto, berbagai upaya memperbaiki pabrik dilakukan seperti penggantian material dan penyediaan bahan baku gas menjadi prioritas manajemen, sehingga bisa mengoperasikan kembali pabrik tersebut.
"Hal ini merupakan titik terang dan harapan baru bagi PT PIM untuk dapat terus melangkah ke depan dan meningkatkan produksi amonia dan pupuk urea, sehingga dapat terus mengabdi untuk negeri," kata Jaka Kirwanto.
Vice President PKBL dan Humas PT PIM Nasrun mengatakan dengan beroperasinya pabrik amonia PIM-1, maka menambah semangat baru bagi perusahaan.
"Perusahaan sudah berhasil menghidupkan dua pabrik amonia dan dua pabrik urea walaupun produksinya masih terbatas. Pada akhir 2021 lalu, PIM juga sukses menghidupkan pabrik oksigen yang sudah berhenti selama 15 tahun," kata Nasrun.
Dengan beroperasinya pabrik tersebut, kata Nasrun, pihak perusahaan meminta maaf kepada masyarakat atas ketidaknyaman saat pengoperasian pabrik menimbulkan bising.
"Kami terus berupaya agar pabrik beroperasi normal dan menekan kebisingan serendah mungkin, sehingga kehadiran pabrik tidak mengganggu kenyamanan masyarakat," kata Nasrun.